Rabu 22 Apr 2020 17:18 WIB

Sepekan, Kematian PDP Terjadi Setiap Hari di Indramayu

Sejumlah penyebab melatarbelakangi kematian PDP tersebut.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara.
Foto: Dok Diskominfo Indramayu
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Dalam sepekan terakhir, kematian pasien dalam pengawasan (PDP) terus terjadi di Kabupaten Indramayu setiap harinya. Sejumlah penyebab melatarbelakangi hal tersebut.

Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu,  jumlah total PDP yang meninggal dunia di Kabupaten Indramayu hingga Rabu (22/4) mencapai 21 orang. Jumlah itu bertambah satu dibandingkan sehari sebelumnya.

Hingga Selasa (21/4), total jumlah PDP yang meninggal ada 20 orang. Jumlah itupun bertambah satu dibandingkan data hingga Senin (20/4), dimana total jumlah PDP yang meninggal ada 19 orang.

Penambahan jumlah PDP yang meninggal itu terus terjadi dibandingkan hari-hari sebelumnya. Hingga Ahad (19/4), total jumlah PDP yang meninggal ada 18 orang.

Hingga Sabtu (18/4), total jumlah PDP yang meninggal ada 17 orang. Hingga Jumat (17/4), total jumlah PDP yang meninggal sebanyak 16 orang. Sedangkan hingga Kamis (16/4), jumlah PDP yang meninggal ada 15 orang, hingga Rabu (15/4) ada 13 orang dan hingga Selasa (14/4) ada 10 orang.

Berdasarkan data tersebut, sejak Selasa (14/4) hingga Rabu (22/4), setiap hari selalu terjadi penambahan jumlah kematian PDP.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, menjelaskan, PDP yang meninggal itu sudah mengalami kondisi yang parah saat dibawa ke rumah sakit. Ditambah lagi, mereka memiliki riwayat penyakit penyerta (comorbid), seperti hipertensi, jantung dan diabetes.

‘’Pasien telat datang (ke rumah sakit). Belum parah mah tidak dibawa ke rumah sakit,’’ kata Deden, Rabu (22/4).

Selain itu, lanjut Deden, tak sedikit pasien dan keluarganya yang bohong dan menutupi tentang riwayat perjalanan maupun riwayat kontak mereka. Setelah beberapa saat barulah terungkap mereka ternyata kontak erat dengan pemudik.   

Deden mengakui, petugas yang menangani di rumah sakit pun belum terlatih melakukan swab. Untuk itu, pihaknya sudah memberikan pelatihan pengambilan swab di 11 rumah sakit di Indramayu.

Deden menambahkan, VTM selama ini belum ada dari Dinkes Provinsi Jabar. Karena itu, pengadaan VTM dilakukan dari APBD Kabupaten. 

‘’(Anggarannya ada), tapi sekarang barangnya sulit didapat,’’ tutur Deden.

Sementara itu, total jumlah PDP di Kabupaten Indramayu hingga Rabu (22/4) pukul 14.00 WIB mencapai 64 orang. Selain 21 pasien yang meninggal, dari jumlah itu 15 pasien dinyatakan selesai pengawasan dan 28 pasien masih dalam pengawasan.

Deden berharap, masyarakat mematuhi protap pencegahan Covid-19 yang telah disampaikan pemerintah. Khusus bagi pemudik, diminta melakukan karantina di rumah sendiri selama 14 hari.

‘’Untuk OTG/ODP/PDP ringan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari,’’ tandas Deden. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement