Rabu 22 Apr 2020 18:34 WIB

51 Tenaga Medis RSUD Bogor Masih Tunggu Hasil Tes Swab

Dirut RSUD Kota Bogor menyebut hasil reaktif rapid test belum tentu positif Covid-19

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas menunjukan alat rapid test.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Petugas menunjukan alat rapid test.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir kembali menegaskan 51 tenaga kesehatan di Bogor yang hasil rapid test-nya reaktif masih menunggu hasil tes swab untuk dinyatakan positif Covid-19. Menurutnya, karena pemeriksaan masih berbasis tes cepat, puluhan nakes tersebut masih perlu dikonfirmasi lewat tes lanjutan.

"Pemberitaan 51 petugas RSUD positif corona adalah tidak benar. Yang benar adalah, hasil pemeriksaan rapid test yang reaktif adalah 51 orang," kata dia saat dihubungi Rabu (22/4).

Baca Juga

Ilham menyebut reaktif Covid-19 dari hasil rapid test belum tentu positif Covid-19. Sebab, hal itu masih harus dibuktikan dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) swab.

"Karena hasil swab-lah yang menentukan diagnosa positif atau negatif Covid-19," tegas dia.

Pihaknya, kata Ilham, sudah melakukan tes uji swab kepada Nakes yang dinyatakan reaktif dari hasil rapid test. Ditargetkan pada Jumat, hasil tes swab akan segera diperoleh untuk mengetahui positif maupun negatif Covid-19.

"Saat ini masih menunggu hasilnya. Semoga negatif semua," harapnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 800 tenaga medis RSUD Kota Bogor telah mengikuti rapid test (tes cepat) Covid-19. Hasilnya, 51 di antaranya dinyatakan reaktif.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir sebelumnya sudah menjelaskan 51 tenaga medis tersebut baru mengikuti rapid test dan harus ditindaklanjuti dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) swab.

"Agak diluruskan ya, yang benar adalah dari 800 yang diperiksa rapid test 51 nakes (tenaga medis) hasilnya reaktif, besok kita cek PCR swab. InsyaAllah Jumat sudah ada hasilnya," kata Ilham Selasa (21/4).

Menurutnya sejauh ini rapid test masih menuai pro-kontra lantaran hasilnya masih dapat menunjukkan false positive (positif palsu) dan false negative (negatif palsu).

Karena itu, kata dia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merujuk kesembuhan dan diagnosa terkait Covid-19 menggunakan tes swab.

Meskipun demikian, dia menegaskan, akan mengkarantina para tenaga tenaga medis dengan hasil reaktif tersebut. Demikian, resiko persebaran Covid-19 dapat lebih diminimalisir.

"Jadi masih belum bisa dikatakan positif Covid-19. Namun kita lakukan karantina," ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement