REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Pelaksana (Project Management Officer/ PMO) Kartu Prakerja resmi memilih 168.111 peserta untuk mengikuti pelatihan gelombang pertama yang akan dimulai sejak Kamis (23/4). Mereka terpilih dari 5,9 juta calon peserta yang sudah mendaftar melalui situs Kartu Prakerja periode Sabtu (11/4) hingga Kamis (16/4).
Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan, pihaknya sudah mulai mentransfer dana insentif sebesar Rp 3,55 juta ke virtual account seluruh peserta. "Peserta akan terima SMS notifikasi dari Manajemen Pelaksana, bahwa mereka sudah dapat kartu prakerja," katanya dalam teleconference dengan jurnalis, Rabu (22/4) sore.
Kartu Prakerja yang dimaksud tidak berbentuk fisik, melainkan berbentuk 16 digit. Melalui nomor tersebut dan insentif yang diberikan pemerintah, peserta dapat mengakses pelatihan di delapan mitra platform digital. Setidaknya ada 1.500 jenis pelatihan dari sekitar 200 lembaga pelatihan yang tersedia.
Peserta dapat mengecek ketersediaan insentif melalui dashboard masing-masing. Meski ditransfer Rp 3,55 juta, Denni menekankan, peserta baru dapat mengakses Rp 1 juta terlebih dulu. Dana tersebut digunakan untuk bantuan biaya pelatihan yang dapat digunakan untuk membeli satu atau lebih pelatihan di mitra platform digital.
Sementara itu, sisanya akan diberikan setelah peserta menyelesaikan pelatihan pertama dan mengisi survei. Apabila diakumulasikan, total dana yang dikirimkan pemerintah adalah Rp 596,7 miliar. "Ini untuk satu gelombang," tutur Denni.
Jumlah peserta gelombang pertama yang disampaikan Denni di bawah kuota sebelumnya, yakni 200 ribu orang per gelombang. Menurut Denni, penurunan ini dikarenakan adanya tambahan lapisan dalam proses verifikasi peserta. Kebijakan tersebut diambil untuk memastikan anggaran pemerintah melalui Kartu Prakerja bisa diberikan kepada peserta yang memang layak dan membutuhkan.
Tapi, Denny mengatakan, jumlah peserta tiap gelombang dapat bertambah maupun berkurang seiring dengan arahan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Di antaranya kapasitas sarana informasi dan teknologi PMO.
"Kalau kapasitas cukup baik, barangkali volume bisa ditambah," ujarnya.
Dalam menjalakan Kartu Prakerja, Denni menekankan, PMO melakukan pendekatan yang lebih konservatif dan tidak ambisius. Apabila kapasitas IT dan sumber daya manusia sudah teruji, pihaknya bisa saja melalukan scaling up ataupun frontloading sehingga volume peserta tiap gelombang bisa lebih besar.