Ahad 26 Apr 2020 14:22 WIB

India Berencana Percepat Realisasi Investasi China

Sejumlah perusahaan China telah berinvestasi besar di India.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Cina Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi bersalaman di Mamallapuram, India.
Foto: Press Information Bureau via AP
Presiden Cina Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi bersalaman di Mamallapuram, India.

REPUBLIKA.CO.ID, India Berencana Percepat Realisasi Investasi China

NEW DELHI -- India berencana mempercepat peninjauan kembali beberapa proposal investasi dari berbagai negara tetangga seperti China. Hal itu menyusul kekhawatiran aturan penyaringan baru mengenai rencana perusahaan dan investor.

Baca Juga

Demi menghindari pengambilan keuntungan selama wabah corona, India mengatakan, pekan ini semua investasi langsung dari beragam negara yang berbagi perbatasan darat akan memerlukan izin pemerintah. Hal itu berarti, mereka tidak bisa melalui rute yang biasa disebut rute otomatis.

Para penasihat perusahaan China mengaku khawatir proses tersebut bisa memakan waktu beberapa minggu dan memengaruhi kesepakatan serta jadwal investasi. Perusahaan mobil seperti SAIC Motor, MG Motor, Alibaba, serta Tencent telah berinvestasi besar di India.

Kedutaan Besar China di New Delhi menilai, kebijakan penyaringan batu itu diskriminatif. Sumber senior pemerintah India yang terlibat dalam pembuatan kebijakan mengatakan kepada Reuters, New Delhi akan mencoba menyetujui setiap proposal investasi di sektor yang tidak sensitif dalam waktu 15 hari, ketika saham yang dibeli tidak signifikan.

Hanya saja pejabat tersebut menolak menguraikan sektor mana yang nantinya dianggap sensitif. Ia pun enggan menyebutkan, berapa batas investasi yang dianggap signifikan.

"Kami akan mencoba melacak proposal investasi secepat mungkin. Mungkin lebih cepat untuk beberapa sektor dan yang lain, kita mungkin perlu waktu," ujar pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu, seperti dilansir Reuters pada Ahad (26/4).

Dua sumber lain yang memahami kebijakan pemerintah India tersebut menegaskan, mekanisme jalur cepat sedang dipertimbangkan. Kemungkinan waktu persetujuan selama tujuh hari hingga empat minggu.

Sementara, Kementerian Perdagangan dan Industri India tidak segera menanggapi. Belum ada pernyataan dari mereka.

Mekanisme jalur cepat akan terbuka untuk semua tetangga India dengan perbatasan darat. Nantinya, China menjadi penerima manfaat utama kebijakan itu.

Tidak seperti Pakistan, Bangladesh, Myanmar, Nepal, dan Bhutan, China memiliki investasi besar yang sudah ada dan direncanakan di India. Kelompok riset Brookings memperkirakan, potensi nilai investasi China di India mencapai 26 miliar dolar AS.

Mitra di firma hukum India HSA Advocates Dipti Lavya Swain mengatakan, beberapa sektor seperti telekomunikasi, jasa keuangan, dan asuransi,  dianggap lebih sensitif dibandingkan lainnya seperti mobil serta energi terbarukan.

"Persetujuan harus menjadi proses mulus dan apapun antara dua hingga empat minggu masih bisa ditekan. Sektor-sektor yang sudah dalam kesulitan keuangan parah dan tidak mementingkan keamanan nasional juga harus menerima persetujuan lebih cepat," jelasnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement