REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pelabuhan Gilimanuk, di Kabupaten Jembrana, Bali, ditutup bagi kendaraan penumpang, seperti sepeda motor, mobil pribadi, dan bus. Koresponden Antara di pelabuhan tersebut, Jumat, melaporkan otoritas pelabuhan memasang portal penghalang di loket sepeda motor dan petugas dari institusi terkait memerintahkan kendaraan penumpang agar balik arah.
Petugas setempat mengatakan, pelayanan penyeberangan selama pandemi Covid-19 hanya melayani kendaraan barang dan logistik. Hal itu sejalan dengan instruksi Gubernur Bali I Wayan Koster.
"Saya maunya ke Madura, tapi sampai di sini disuruh balik ke Denpasar," kata Hadirin saat tiba di Pelabuhan Gilimanuk dengan mengendarai sepeda motor bersama dua anaknya yang masih kecil.
Akhirnya, Hadirin memutar kembali ke Denpasar. Pada hari yang sama, Jumat (1/5), jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSU Negara, Kabupaten Jembrana terus berkurang, setelah dua orang pasien yang terinfeksi virus tersebut dinyatakan sembuh.
"Saat ini RSU Negara masih merawat dua orang pasien positif Covid-19. Total warga Kabupaten Jembrana yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak delapan orang," kata Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan saat melepas kepulangan dua pasien positif Covid-19 yang sembuh.
Wabup mengatakan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang ditangani rumah sakit tersebut saat ini juga tinggal satu orang. Pihaknya berharap tidak bertambah lagi.
Dalam waktu yang bersamaan dengan kepulangan dua pasien positif Covid-19, RSU Negara juga menyatakan dua pasien PDP dinyatakan negatif dari virus tersebut. Menurut Wabup, dua orang PDP itu saat dilakukan rapid test dengan hasil reaktif, namun saat dilakukan tes swab dua kali hasilnya negatif.
Kepada dua orang pasien Covid-19 yang diperbolehkan pulang, Wabup berpesan agar mereka tetap menjalankan protokol pencegahan Covid-19 dengan mengikuti imbauan pemerintah, seperti menjaga jarak, rajin mencuci tangan, dan mengenakan masker. Dua orang pasien Covid-19 yang terakhir dinyatakan sembuh berasal dari pekerja migran Indonesia yang bekerja di kapal pesiar.
"Mungkin kami tertular saat berada di dalam kapal. Kami tidak tahu kalau tertular, karena tidak merasakan gejala apapun seperti batuk, pilek, dan sesak napas," kata salah seorang pekerja migran.