Sabtu 02 May 2020 23:01 WIB

Dampak Krisis Ekonomi Lebanon, Bank Dicuri Kemudian Dibakar

Lebanon menghadapi krisis yang semakin memburuk.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah orang berjalan di depan bank yang rusak akibat dibakar pengunjuk rasa anti-pemerintah di Al Nour Square di utara kota Tripoli, Lebanon, Selasa (28/4). Setidaknya 30 pengunjuk rasa terluka dan satu tewas dalam bentrokan semalam antara pengunjuk rasa dan tentara Lebanon. Beberapa bank dirusak dan setidaknya satu dibakar. Asosiasi Bank-bank Lebanon menyatakan semua bank di Tripoli tutup mulai 28 April hingga kondisi keamanan pulih. Bank telah menjadi sasaran serangan serius dalam kerusuhan di tengah krisis keuangan yang sedang berlangsung.  EPA-EFE/WAEL HAMZEH.
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Sejumlah orang berjalan di depan bank yang rusak akibat dibakar pengunjuk rasa anti-pemerintah di Al Nour Square di utara kota Tripoli, Lebanon, Selasa (28/4). Setidaknya 30 pengunjuk rasa terluka dan satu tewas dalam bentrokan semalam antara pengunjuk rasa dan tentara Lebanon. Beberapa bank dirusak dan setidaknya satu dibakar. Asosiasi Bank-bank Lebanon menyatakan semua bank di Tripoli tutup mulai 28 April hingga kondisi keamanan pulih. Bank telah menjadi sasaran serangan serius dalam kerusuhan di tengah krisis keuangan yang sedang berlangsung. EPA-EFE/WAEL HAMZEH.

REPUBLIKA.CO.ID, RIPOLI – Sebuah truk berisi empat orang diduga melakukan pencurian terhadap bank di pusat kota Tripoli, Lebanon. Mereka membakar bank dalam aksi tersebut.

Saat aksi itu berjalan, warga ramai-ramai menyaksikannya. Tidak jelas bagaimana kebakaran bermula hingga diduga bank sengaja dibakar pencuri.

Baca Juga

"Mereka mencuri dari bank," kata salah satu saksi mata dilansir dari Al Arabiyah pada Rabu, (29/4).

"Itu terjadi karena situasi ekonomi. Terlepas dari corona, orang-orang disini kelaparan. Mereka tak sanggup lagi," ujar saksi mata lainnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, nilai mata uang Lebanon terus jatuh. Ketika lira masih berharga 1.500 untuk tiap satu dollar, tapi mata uang Lebanon jatuh hingga 4.000 per dollar.

Angka ini terus melonjak tiap harinya hingga menyebabkan harga barang dan makanan meroket. Bank sentral Lebanon mencoba mengatur pertukaran mata uang mendekati 3.000-3.800 dalam beberapa kesempatan.

Tripoli merupakan kota terbesar kedua di Lebanon dengan tingkat kemiskinan mencapai 50 persen pada 2019. Tripoli jadi pusat protes anti pemerintah sejak Oktober tahun lalu. Penyebabnya, pemerintah Lebanon dianggap korup dan boros.

Gerakan anti pemerintah sempat kehilangan momentum pada tahun baru lalu. Sayangnya, kondisi ekonomi terus memburuk ketika Lebanon menghadapi pandemi corona. Lebanon memang sukses mencegah penyebaran virus dari China itu lewat pembatasan sosal. Tapi dampak kebijakan itu pada ekonomi berat dirasakan warganya.

Pemerintah Lebanon dikabarkan memulai lima tahap penyelamatan ekonomi sejak Senin lalu. Tapi rencana itu belum efektif di lapangan hingga warga kembali turun ke jalan. "Semua orang kelaparan. Mereka ingin makan, tapi tak ada yang punya uang," keluh salah satu warga Tripoli. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement