Sabtu 02 May 2020 22:56 WIB

Pasar AS Gunakan Sistem Drive-Thru Selama Pandemi

Pengelola hanya akan membolehkan 105 pembeli masuk dalam waktu bersamaan.

Rep: Dwina Agustin/AP/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi pasar drive thru.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Ilustrasi pasar drive thru.

REPUBLIKA.CO.ID,DETROIT -- Selama belasan tahun, Johnny Gyergyou telah menjual daging, unggas, dan telur dari peternakannya di Kotapraja Berlin ke Pasar Timur di Detroit, Amerika Serikat (AS). Akhir-akhir ini, dia tinggal di rumah karena banyak pembeli takut akan virus korona, sehingga membatasi aktivitas luar ruangan, termasuk berbelanja.

"Kerumunan kecil dan tidak ada banyak vendor. Kami telah melakukan cukup baik (penjualan) di pertanian. Ini sama sekali bukan penjualan Pasar Timur, tapi setidaknya itu membantu kami di sini," kata Gyergyou.

Petani, penanam, dan operator pasar sedang mengalami masa sulit. Mereka berhadapan dengan keputusan pembatasan kegiatan di luar rumah karena virus korona menyebar dengan cepat dan menewaskan lebih dari 60.000 orang di AS saja.

Banyak tempat penjualan pun telah pindah untuk belanja dengan cara drive-thru. Masyarakat juga akhirnya mengurangi hari atau jam belanja untuk mengendalikan keberadaan orang.

Untuk tetap bisa menghidupkan pasar, pengelola mencoba melakukan banyak cara lain agar tetap bertahan. Setelah menerapkan drive-thru,  pasar Timur Detroit sedang mempertimbangkan penggunaan penanda dengan membuat kisi-kisi di lantai sebagai pengingat jarak sosial.

"Ini perasaan saya setelah mendengarkan orang-orang bahwa mereka takut pergi ke Detroit dengan menjadi hotspot (untuk virus Covid-19)," kata Gyergyou merujuk pada data yang menunjukan wilayah itu telah melaporkan lebih dari 9.000 kasus virus yang dikonfirmasi dan lebih dari 1.000 kematian.

Gyergyou berharap agar kondisi kembali normal lebih cepat daripada yang diperkirakan oleh pemerintah. Dia ingin segera berjualan kembali, melayani pembeli secara langsung.

Pasar petani di Overland Park, Kansas, di luar Kota Kansas, Missouri, telah dipindahkan ke pusat konvensi kota. Tempat ini membuat pembeli dapat mengemudikan mobil untuk menerima produk langsung dari penjual yang menghampiri kendaraan.

Sekitar 35 pedagang berpartisipasi pada 25 April dan kendaraan berada di gerbang ketika pasar dibuka pukul 08.00. Sekitar 700 kendaraan telah memanfaatkan fasilitas ini hingga siang hari.

Pejabat Vermont mewajibkan semua pasar petani diadakan di luar ruangan. Hiburan, kegiatan anak-anak, dan demonstrasi memasak telah ditangguhkan untuk mencegah orang-orang berkumpul di ruang kecil.

Pasar berada di utara Chicago berencana untuk buka kembali pada Sabtu. Tempat ini akan menarik 7.000  untuk membeli kebutuhan dari 35 penjual yang akan hadir. Untuk mengakali keramaian, pengelola hanya akan membolehkan 105 pembeli masuk dalam waktu bersamaan.

Kondisi serupa pun sedang dipersiapkan di pasar Bennington Farmers. Pasar ini dijadwalkan dibuka kembali dengan sistem drive-thru melalui pre-order. Di Montpelier, Pasar Ibu Kota disiapkan untuk pengambilan melalui pre-order dan pembeli secara langsung dengan tidak lebih dari 10 orang sekaligus.

"Mereka tidak akan bisa berbicara tentang resep, keluarga, berbicara tentang anak-anak, seperti biasanya," kata manajer pasar untuk pasar petani di Evanston, Illinois, Myra Gorman.

Perubahan sistem jual-beli ini memang akan membuat kebebasaan berbelanja tradisional tidak lagi menyenangkan. Mereka memiliki batasan dan hanya melakukan interakasi jual-beli saja.

"Beberapa dari mereka akan membagikan nomor telepon sehingga mereka bisa melakukan hal itu nanti," ujar Gorman merujuk pada interaksi di luar jual-beli yang harus dilakukan dengan pertemuan.

Keberadaan pasar ini sangat berarti bagi banyak orang, terutama penjual yang memang hanya mengandalkan pasar sebagai sarana penjualan. Pemilik Nichols Farm & Orchard di Marengo, Todd Nichols, mengatakan, sekitar 90 persen dari pendapatannya berasal dari pasar petani dan restoran. "Pasar petani terlalu penting untuk tidak dilalui," kata Nichols. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement