Senin 04 May 2020 05:10 WIB

Iran Berencana Kembali Membuka Masjid dan Sekolah

Pemerintah Iran mulai memberi kelonggaran terhadap aturan pembatasan sosial.

Pemerintah Iran mulai memberi kelonggaran terhadap aturan pembatasan sosial (Foto: ilustrasi Covid-19 Iran)
Foto: ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE
Pemerintah Iran mulai memberi kelonggaran terhadap aturan pembatasan sosial (Foto: ilustrasi Covid-19 Iran)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran berencana membuka kembali masjid dan sekolah di wilayah yang secara konsisten bebas COVID-19. Pasalnya, pemerintah Iran mulai memberi kelonggaran aturan pembatasan untuk mengendalikan penyebaran virus.

"Masjid akan kembali dibuka di kota yang berisiko rendah mulai Senin (4/5). Ibadah shalat Jumat juga dapat kembali dilaksanakan di daerah tersebut. Namun, seluruh kegiatan wajib mengikuti prosedur kesehatan," kata Presiden Hassan Rouhani dalam pertemuan yang disiarkan televisi, melansir reuters, Ahad (3/5).

Pemerintah Iran sebelumnya menutup masjid dan melarang pertemuan massa sejak pertengahan Maret, yaitu ketika virus mewabah di Iran, negara di kawasan Timur Tengah yang paling terdampak COVID-19. Oleh karena itu, banyak warga Iran mengikuti kegiatan keagamaan dari dalam mobil selama bulan suci Ramadhan.

Kementerian Kesehatan Iran membagi daerah dalam kategori, yakni putih, kuning, dan merah. Pembagian warna itu mengacu pada jumlah pasien positif dan korban jiwa akibat COVID-19.

Kementerian Kesehatan pada Sabtu (2/5) mengatakan tingkat penularan "perlahan" mulai turun di Iran. Otoritas setempat telah melaporkan 96.448 kasus positif COVID-19 dan 6.156 korban jiwa.

Pemerintah juga telah mencabut larangan berpergian antarkota. Mal dengan pusat perbelanjaan skala besar, juga dapat kembali beroperasi. Namun, sejumlah ahli kesehatan mengingatkan langkah itu berisiko menyebabkan gelombang penularan baru.

Sementara itu, sekolah dan universitas tetap ditutup. Kompetisi olahraga juga masih dilarang. Namun, Rouhani sempat menyampaikan rencana akan membuka kembali sekolah.

"Sekolah di wilayah putih dan daerah berisiko rendah akan kembali dibuka pada 16 Mei. Namun, kami akan terus mengevaluasi perkembangan situasi," kata Rouhani.

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement