Selasa 05 May 2020 20:16 WIB

Lulusan Perguruan Tinggi Paling Banyak Nganggur di Aceh

Lulusan perguruan tinggi penyumbang terbanyak jumlah pengangguran di Aceh.

Lulusan perguruan tinggi penyumbang terbanyak jumlah pengangguran di Aceh (Foto: ilustrasi pengangguran)
Lulusan perguruan tinggi penyumbang terbanyak jumlah pengangguran di Aceh (Foto: ilustrasi pengangguran)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat, jumlah pengangguran mencapai 136 ribu orang hingga Februari 2020. Dari angka tersebut, jumlah penyumbang paling banyak dari kalangan lulusan perguruan tinggi.

Kepala BPS Aceh, Ihsanurijal, mengatakan, pada Februari 2020 tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Aceh sebesar 5,42 persen. Kemudian jumlah angkatan kerja sebanyak 2.510 ribu orang, naik 52 ribu orang dibanding pada Februari tahun lalu.

Baca Juga

"Pada Februari 2020 sebanyak 2.374 ribu orang adalah penduduk bekerja dan sebanyak 136 ribu orang menganggur," katanya keterangan pers yang disiarkan dalam akun YouTube, di Banda Aceh, Selasa (5/5).

Menurut dia, komponen pembentuk angkatan kerja adalah para penduduk yang bekerja dan pengangguran. Dalam setahun terakhir, jumlah pengangguran tidak mengalami penurunan yang signifikan. Pada Februari 2020, pihaknya mencatat TPT turun 0,11 persen menjadi 5,42 persen.

"Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk tingkat universitas tertinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,30 persen," katanya.

Sedangkan TPT terendah pada tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) yakni 1,91 persen. Kemudian di atasnya, tingkat pendidikan sekolah menenagah atas (SMA) sebanyak 8,15 persen.

"Ada penawaran tenaga kerja tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan universitas dan SMA. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT SD ke bawah paling kecil," katanya.

Menurut dia, untuk penduduk yang bekerja bertambah 52 ribu orang, yakni lapangan kerja yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja seperti jasa kesehatan 0,76 persen, penyediaan akomodasi makan minum 0,60 persen dan transportasi dan pergudangan 0,52 persen.

"Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan utamanya pada pertanian 3,35 persen, jasa keuangan dan asuransi 0,30 persen, serta administrasi pemerintahan 0,06 persen," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement