REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya mengusulkan agar aset milik pemerintah kota setempat bisa dijadikan ruang isolasi. Hal ini menyusul ruang isolasi untuk perawatan pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit rujukan mengalami overload atau kelebihan kapasitas.
Salah satu aset yang dapat digunakan, yakni kantor kecamatan. "Kami usulkan Pemkot Surabaya bisa memaksimalkan aset yang ada untuk dijadikan tambahan ruang isolasi," kata anggota Komisi C DPRD Surabaya Abdul Ghoni di Surabaya, Kamis (7/5).
Menurut dia, kantor kecamatan bisa digunakan sementara untuk ruang isolasi untuk penanganan Covid-19 di Surabaya agar dapat berjalan cepat. Selain itu, kata politikus PDIP ini, pemanfataan aset milik Pemkot Surabaya untuk digunakan sebagai ruang isolasi secara tidak langsung bisa menghemat anggaran penanganan Covid-19 di Surabaya.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni kurang sepakat jika Pemkot Surabaya bekerja sama dengan pihak hotel maupun apartemen dalam rangka menyediakan ruang isolasi. Hal ini, lanjut dia, dikarenakan Pemkot Surabaya tetap mengeluarkan anggaran untuk menyewa kamar hotel untuk ruang isolasi, sementara di sisi lain banyak aset milik Pemkot Surabaya yang tidak terpakai.
Aset daerah yang dipakai menurut Toni seperti halnya Stadion Gelora 10 November atau Stadion Tambaksari, Gedung Gelora Pancasila dan gedung-gedung lainnya yang diketahui terbengkalai. Bahkan, lanjut dia, bila perlu Stadion Gelora Bung Tomo bisa dipakai untuk ruang isolasi.
"Kondisinya mendesak, sehingga perlu penanganan yang cepat," katanya.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya M. Fikser sebelumnya mengatakan pemkot menyiapkan 265 kamar hotel untuk ruang isolasi. Hal ini menyusul ruang isolasi untuk perawatan pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit rujukan mengalami kelebihan kapasitas.
"Jadi kita sudah siapkan ada 265 kamar hotel untuk ruang isolasi. Untuk saat ini sudah ada 36 orang yang masuk (isolasi) ke hotel," katanya.
Fikser menjelaskan overload-nya ruang isolasi di seluruh rumah sakit di Surabaya karena jumlah bed atau tempat tidur yang ada terbatas. Apalagi, lanjut dia, pasien orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) maupun positif COVID-19 harus dirawat di ruangan khusus untuk mencegah terjadinya penularan.
Saat ini jumlah pasien yang masuk rumah sakit terkait kasus COVID-19 di Surabaya sekitar 798 orang. Sedangkan jumlah bed yang ada di seluruh ruang isolasi di rumah sakit Surabaya berjumlah 403 buah.
"Karena ruang isolasi itu tak hanya digunakan untuk merawat pasien positif COVID-19, tapi juga ODP dan PDP juga harus dimasukkan ke dalam ruang isolasi. Sehingga dari jumlah 798 pasien yang dirawat, terjadi kelebihan kapasitas 395," kata Fikser.