REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Italia Vincenzo Spadafora berharap sesi latihan tim Serie A dapat kembali dilaksanakan pada 18 Mei setelah pertemuan untuk membahas protokol medis. Namun, hingga saat ini pemerintah belum bisa memastikan waktu kompetisi Serie A Italia kembali digelar.
"Pertemuan antara FIGC dan Komite Sains baru saja berakhir, di mana protokol yang diusulkan untuk kembali ke pelatihan dianalisis," kata Spadafora dalam sebuah video Facebook dikutip dari Football Italia, Kamis (7/5).
"Kami berharap pelatihan kelompok dapat dilanjutkan pada 18 Mei. Saya tahu ada diskusi yang sangat mendalam dengan banyak permintaan dari petugas medis," kata dia.
Spadafora mengatakan komite akan menulis hasil evaluasinya dan secara resmi menyerahkannya kepada menteri kesehatan. Segera setelah itu, kata dia, kementerian olahraga akan merilisnya untuk semua pihak.
"Saya berharap masalah telah diselesaikan dan bahwa kita dapat melanjutkan pada 18 Mei. Selama itu kompatibel dengan perkembangan pandemi selama 10 hari ke depan, dengan pelatihan tidak hanya untuk tim sepak bola, tetapi semua disiplin olahraga," jelas dia.
Pekan ini, para pemain telah mendapatkan kebebasan untuk latihan secara mandiri di luar ruangan dengan syarat terap menjaga jarak sosial. Namun, tim sepak bola belum diizinkan berlatih bersama.
Soal protokol kesehatan menjadi bahasan yang menghambat. Pemerintah belum puas dengan proposal pertama yang diterima. Jika protokol kedua diterima, maka kesempatan Serie A untuk melanjutkan musim 2019/20 akan kembali terbuka setelah dua bulan ditunda.
Media Italia Gazzetta dello Sport menyebut setidaknya ada dua problematika utama terkait kelanjutan sesi latihan penuh maupun kompetisi.
Pertama, tes medis rutin klub-klub pastinya akan memakai sumber daya yang seharusnya bisa digunakan untuk masyarakat banyak.
Dan kedua, belum ditemukannya solusi penanganan bagi para pemain jika ditemukan hasil tes positif terjangkit Covid-10.
Terkait itu, terjadi perbedaan pendapat di kalangan ahli antara yang menginginkan seluruh anggota skuat dikarantina jika ada yang positif atau karantina terpisah dilanjutkan dengan tes seluruh anggota skuat lagi.