REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali, Ketut Eddy Dharma Putra mengatakan omzet pengusaha bus di Bali mengalami penurunan selama masa pandemi Covid-19. Penurunan omzet berkisar 85 sampai 100 persen.
"Wah omzet 85 persen turun karena operasionalnya tidak semua. Apalagi kalau bus pariwisata sudah turun omzetnya sampai 100 persen karena mulai bulan Februari tidak bergerak operasionalnya baik penumpang keluar maupun mau datang. Karyawannya juga sudah di rumahkan," kata Eddy saat dihubungi melalui telepon di Denpasar, Sabtu (9/5).
Ia mengatakan hingga saat ini, dilihat dari persentasenya turun, perkiraan dari reguler juga turun karena semua tujuan daerah yang PSBB tidak bisa akses masuk seperti Jakarta, Surabaya, Bandung. Kata dia, kondisi ini menunjukkan penurunan yang jauh.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Adi Nugroho mengatakan bahwa pada bulan Maret 2020 jumlah penerbangan internasional yang berangkat dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada bulan Maret 2020 tercatat turun 32,35 persen atau dari 2.615 penerbangan pada bulan Februari 2020 menjadi 1.769 penerbangan pada bulan Maret 2020.
"Kondisi ini juga diikuti oleh penurunan jumlah penumpang yang turun signifikan yaitu sebesar 35,27 persen. Dari 10 besar tujuan utama penerbangan internasional di bulan Maret 2020, penerbangan tujuan Malaysia tercatat menurun paling dalam yakni sebesar 42,09 persen dibandingkan bulan Februari 2020," kata Adi Nugroho.
Selain itu, jumlah penerbangan domestik dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada bulan Maret 2020 tercatat sebanyak 2.848 penerbangan, turun 9,62 persen dibandingkan bulan Februari 2020 yang tercatat sebanyak 3.151 penerbangan.
Adi menjelaskan dari sepuluh daerah tujuan utama penerbangan domestik, tujuh daerah tujuan menurun, dengan penurunan paling dalam tercatat pada tujuan Yogyakarta 20,12 persen.
Untuk sepuluh daerah tujuan utama penerbangan domestik dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada Maret 2020 adalah Jkt atau Soekarno-Hatta ada 1.071 penerbangan, Surabaya 420 penerbangan, Lombok Praya 239 penerbangan, Ujung Pandang 151 penerbangan, Yogyakarta 131 penerbangan, Labuhan Bajo 126 penerbangan, Bima 85 penerbangan, Solo 75 penerbangan, Jkt atau Halim Pk 72 penerbangan, Kupang/Eltari 61 penerbangan dan tujuan lainnya sebanyak 417 penerbangan.
Ia mengatakan penurunan pada Maret 2020, juga terjadi pada jumlah keberangkatan angkutan laut dari sejumlah pelabuhan di Provinsi Bali tercatat sebanyak 3.075 unit kapal. Bila dibandingkan dengan catatan bulan Februari 2020 jumlah keberangkatan angkutan laut turun sebanyak 57,08 persen.
"Penurunan jumlah keberangkatan angkutan laut tersebut dominan tercatat pada gabungan pelabuhan “lainnya” (di luar pelabuhan Benoa-Denpasar), yang turun sedalam 60,69 persen,"jelasnya.