Senin 11 May 2020 13:16 WIB

Microsoft Miliki Fitur Blokir Reply-All Email

Microsoft miliki fitur blokir reply-all email untuk Office 365 dan Exchange Online.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Microsoft. Demi menghindari badai surel balasan, Microsoft meluncurkan fitur blokir reply-all untuk Office 365 dan Exchange Online.
Foto: EPA
Microsoft. Demi menghindari badai surel balasan, Microsoft meluncurkan fitur blokir reply-all untuk Office 365 dan Exchange Online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Microsoft meluncurkan fitur perlindungan baru untuk Office 365 dan Exchange Online. Fitur ini dirancang untuk mencegah terjadinya badai email (reply allpocalypse) setelah seseorang membalas surel lupa memakai BCC (blind carbon copy) sehingga pesannya terkirim untuk semua.

Fitur blokir baru ini akan menguntungkan organisasi besar. Pada awalnya, fitur ini diluncurkan untuk mendeteksi 10 email reply-all ke lebih dari 5.000 penerima dalam waktu 60 menit.

Baca Juga

“Seiring waktu, saat kami mengumpulkan telemetri penggunaan dan umpan balik pelanggan, kami berharap untuk mengubah, menyempurnakan, dan meningkatkan fitur reply all storm protection untuk menjadikannya lebih berharga dengan menjangkau pelanggan Office 365 yang lebih luas,” kata tim transportasi Microsoft Exchange, seperti yang dilansir dari The Verge, Senin (11/5).

Fitur blokir reply-all email akan tetap bekerja selama empat jam setelah diatur secara otomatis. Fitur tersebut memiliki cukup waktu untuk menghentikan orang bertanya “mengapa saya ada di utas email ini” ratusan kali. Fitur ini tampaknya baru berfungsi untuk karyawan Microsoft sendiri.

"Kami telah melihat versi pertama dari fitur tersebut berhasil mengurangi dampak dari badai reply-all dalam Microsoft,” ujar tim Exchange.

Badai email reply-all adalah masalah yang memengaruhi bisnis besar dan kecil serta telah terjadi selama beberapa dekade. Microsoft memiliki insiden terkenal pada 1997 dan kejadian ini disebut sebagai Bedlam DL3 oleh karyawan.

Sekitar 25 ribu orang ada dalam daftar distribusi dan terus membalas utas. Ini menghasilkan 15 juta pesan email dan 195GB data.

Peristiwa ini membanjiri server email Exchange milik Microsoft sendiri. Perusahaan pun mengeluarkan batas penerima pesan di Exchange, untuk mencoba dan mengatasi masalah di masa depan.

Microsoft masih menderita karena peristiwa badai email tersebut. Tahun lalu pemberitahuan GitHub memicu badai email untuk ribuan karyawan Microsoft. Pada Maret, ribuan karyawan Microsoft juga terjebak dalam utas semua email yang dengan cepat ditutup dalam waktu 30 menit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement