Senin 11 May 2020 13:24 WIB

Seluk Beluk Laboratorium di Wuhan yang Dituduh Sumber Corona

Pihak laboratorium Wuhan membantah ada virus yang bocor keluar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Penelitian di laboratorium, ilustrasi
Foto: Rawpixel
Penelitian di laboratorium, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Wuhan Institute of Virology (WIV) kembali menegaskan bahwa ia memiliki sistem keamanan dan manajemen yang ketat. Dengan demikian, mereka yakin tak ada virus yang dapat lolos atau bocor dari laboratoriumnya.

Hal itu disampaikan menyusul adanya dugaan bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium WIV. “Kami telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah untuk memastikan tidak ada virus yang dapat meninggalkan lab kami,” kata Direktur WIV Yuan Zhiming saat diwawancara Science and Technology Daily pada Ahad (10/5). 

Baca Juga

Dia menekankan lab WIV memiliki sistem manajemen ketat, termasuk dalam prosedur penanganan limbah serta bahan infeksius. Semua peneliti yang hendak melakukan eksperimen di lab harus lulus evaluasi kesehatan fisik dan psikologis tahunan. Mereka yang memiliki izin bekerja di lab level empat perlu mendapatkan persetujuan sebelum memasukinya.

Para staf di WIV harus mengikuti prosedur keselamatan ketat setiap kali memasuki lab dan harus menjamin kondisi fisik mereka normal, termasuk tekanan darah dan suhu tubuh. Mereka pun harus menandatangani formulir pendaftaran serta menginformasikan pusat pemantauan setiap kali masuk dan meninggalkan lab.

Yuan menjelaskan tidak ada yang diizinkan masuk lab sendirian. Harus ada lebih dari satu orang setiap kali eksperimen dilakukan. Saat berada dalam fasilitas, komunikasi ke dunia luar hanya bisa dilakukan melalui pusat pemantauan. 

Yuan mengungkapkan, lab di WIV menggunakan teknologi tekanan negatif. Dengan demikian udara di dalam lab tidak dapat bersirkulasi di luarnya dan menyebarkan patogen mematikan. Limbah udara harus disaring dua kali sebelum dilepaskan. Sementara, air limbah harus melewati pengolahan limbah dan sistem suhu tinggi.

Limbah terkontaminasi lain harus diolah di mesin bersuhu dan bertekanan tinggi. Setelah itu dibuang oleh perusahaan yang memiliki izin menangani limbah medis. 

Menurut Yuan, semua peralatan di lab harus menjalani inspeksi tahunan. Proses itu dilakukan oleh lembaga pihak ketiga. Saat ini para peneliti di WIV tengah berupaya mengembangkan vaksin dan pengobatan untuk Covid-19.

Wakil Direktur WIV Guang Wuxiang mengatakan para peneliti telah mempelajari virus corona sejak 30 Desember 2019, yakni ketika sampel pertama pneumonia misterius dikirim oleh rumah sakit Jinyintan di Wuhan. Sejak saat itu, lebih dari 120 ilmuwan yang bekerja dalam 12 tim telah mempelajari virus tersebut.

Sejauh ini WIV telah menguji 6.500 sampel. Proses pengembangan vaksin telah memasuki tahap uji klinis. Guang mengatakan, wabah virus memang sulit diprediksi. “Manusia masih belum memiliki cukup pemahaman tentang virus yang ada di dalam dan aturan-aturan tentang keberadaan, perkembangan, penyebaran, dan patogensisnya,” ujarnya, seperti dikutip laman South China Morning Post.

WIV memiliki lab level empat atau dengan tingkat biosekuriti tinggi. Hanya fasilitas demikian yang berwenang melakukan penelitian terhadap patogen paling berbahaya atau mematikan, seperti Ebola, virus Lassa Afrika Barat, dan virus demam berdarah Krimea-Kongo. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement