REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, mengajak umat untuk mengenali penularan virus corona jenis baru (Covid-19). Hal itu untuk mengantisipasi apabila pencabutan larangan mudik benar-benar terjadi.
Sebagaimana diketahui, pemerintah akan merevisi Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Musim Mudik Idul Fitri 1441 Hijriyah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satu yang direvisi adalah tentang ketentuan soal aturan transportasi untuk berpergian nonmudik.
"Oleh karena itu dengan tidak adanya lagi larangan mudik dari pemerintah misalnya, maka masing-masing kita saja yang harus berusaha untuk mengenal dengan lebih baik cara-cara dan sebab-sebab penularan dari virus ini. Kita harus berusaha untuk menghindarkan diri darinya," kata Anwar dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (12/5).
Meski sebelumnya pemerintah melalui Presiden Joko Widodo melarang masyarakat untuk mudik, namun belakangan santer diisukan bahwa mudik akan digelar kembali. Pemerintah berdalih bahwa mudik boleh dilakukan di tengah pandemi Covid-19 dengan alasan darurat. Para pemudik juga harus mengantongi izin dari tiga instansi pemerintah, yaitu Dinas Perhubungan, polres setempat, dan Tim Gugus Tugas Covid-19.
Untuk itu, Anwar mengatakan, meskipun pemerintah sudah tidak lagi melarang aktivitas mudik, tetapi setiap orang hendaknya tetap berusaha menghindarkan diri agar tidak tertular oleh Covid-19 yang sangat berbahaya tersebut. Menurutnya, masyarakat dan umat harus tahu bahwa virus itu tidak mengenal istilah takut sehingga apabila rumus-rumus alamiahnya sudah terpenuhi maka Covid-19 akan pindah dan menular kepada diri sendiri atau orang lain.
"Maka harus kita sendiri yang mengenali. Karena kalau kita sempat tertular maka yang akan menanggung sakitnya tentu adalah diri kita sendiri," ujarnya.
Oleh karena itu, dia berpendapat, mudik dan tidak mudiknya seorang warga harus didasarkan kepada pertimbangaan mana yang lebih mashlahat dan yang lebih aman untuk diri sendiri, keluarga, serta masyarakat. Karena dalam hal itu menurutnya terdapat firman Allah SWT yang sangat penting diperhatikan tentang menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
Api neraka dalam konteks dunia dan dalam konteks adanya wabah Covid-19, kata dia, tentu adalah sakit dan kesengsaraan yang akan bisa menimpa diri sendiri dan keluarga apabila tertular oleh Covid-19.