Selasa 12 May 2020 15:25 WIB
Sufi

Gema Manakala di Malam Laitul Kodar Nusantara

Lagu sufi dari akademisi

Tarian sufi (ilustrasi).
Foto: trekearth.com
Tarian sufi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, -- Oleh: DR Najib Azca, Dosen Sosiologi UGM

Pada Malam Lailatul Kodar, LAGU MANAKALA menggema di seluruh Nusantara. Terima kasih."

Pesan itu kuterima 10 Mei bertepatan 17 Ramadhan jelang berbuka puasa. Pengirimnya: Enov Bachruddin, pencipta lagu sufistik MANAKALA. Kusalin persis aslinya.

Aku lega, alhamdulillah. Sebelumnya ada rasa khawatir: jangan-jangan 'sufi partikelir' nyentrik itu tidak hepi lagu ciptaannya bergema sampai jauh di jagat maya. Jangankan akun medsos, no WA saja dia tidak punya. Sebuah HP bernomor WA dipegang oleh istrinya. Sesekali aku mengirim pesan ke sana.

Dari Emir baru saja aku terima kabar. Dia bahkan tidak punya HP saat ini. Aku hanya menitipkan kabar dan tulisan di Republika itu lewat Taufiq Emich, sobat karibnya. Dia senyum-senyum baca tulisan itu, begitu katanya. Syukurlah.

Lagu itu kuposting di Facebook 9 Mei bertepatan dg 16 Ramadhan 1441 jelang berbuka puasa. Malamnya tulisan itu diminta untuk boleh diunggah di Republika oleh redakturnya Muhammad Subarkah. Atas sarannya, aku diminta juga mengunggah lagu itu di YouTube biar mudah membuat linknya. Hehe dasar generasi 'kolonial', itu kali pertama aku aku unggah file di YouTube.

Entah kenapa aku merasa lagu itu terlalu berharga untuk dilupakan. Semoga lagu itu mengirim pesan damai dan indah bagi dunia. Apalagi di saat pandemi corona melanda dunia dengan berbagai dampak buruk dan mengerikan, khususnya bagi kaum lemah dan miskin.

Di bawah ini tautan YouTubenya, juga lirik lagunya. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Amiin.

MANAKALA

Manakala terbit rasa rinduku kepadaMU


Aku datang ke rumahMU


Aku ketuk pintu-pintuMU


Aku panggili nama-namaMU

Dengan bahasa dadaku


Dengan bahasa jiwaku


Dengan bahasa kerinduanku

Di keheningan rumahMU


Aku duduk terdiam merenungkan firmanMU


Akan kujadikan bekal dalam kehidupan

Kugoreskan di dada
Kusimpan di dalam jiwa


Sampai akhir hidupku

Tak ada angan yang dapat melukiskan


Pertemuanku dengan diriMU


Sebab ternyata Engkau lebih besar dari seluruh ruang


Lantas di ruang mana kita bisa bertemu?

Oh Tuhanku, berilah aku jawaban dari pertanyaan ini


Yang kacaukan fikiranku


Yang kacaukan isi dadaku
Yang selalu rindu kepadaMU

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement