Rabu 13 May 2020 05:13 WIB

Positif Covid-19 di Pasar, Bima Arya: Sudah Kami Prediksi

Seorang pedagang baju di Pasar Bogor positif Covid-19.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Ratna Puspita
Wali Kota Bogor Bima Arya (kanan) melakukan sidak dan menghimbau warga terkait ditemukannya pedagang yang terkonfirmasi positif virus Corona (COVID-19) di Pasar Baru Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/5/2020). Seorang pedagang Pasar Baru Bogor terkonfirmasi positif virus Corona (COVID-19) setelah mengikuti rapid dan swab test Polymerase Chain Reaction (PCR) yang digelar Pemerintah Kota Bogor bersama Badan Intelijen Negara (BIN) pada Senin (11/05/2020)
Foto: ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Wali Kota Bogor Bima Arya (kanan) melakukan sidak dan menghimbau warga terkait ditemukannya pedagang yang terkonfirmasi positif virus Corona (COVID-19) di Pasar Baru Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/5/2020). Seorang pedagang Pasar Baru Bogor terkonfirmasi positif virus Corona (COVID-19) setelah mengikuti rapid dan swab test Polymerase Chain Reaction (PCR) yang digelar Pemerintah Kota Bogor bersama Badan Intelijen Negara (BIN) pada Senin (11/05/2020)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan telah memprediksi adanya pasien Covid-19 di pasar, khusunya di Pasar Bogor. Sebab, pasar menjadi tempat berkerumun dan berinteraksi masyarakat dalam jumlah yang cukup besar.

"Ini sebetulnya kan sudah kita prediksi, karena dari orang yang positif cukup banyak prosentase yang mengakui bahwa sebelumnya ada riwayat publik seperti ke pasar," kata Bima di Balai Kota Bogor, Selasa (12/5).

Karena itu, Bima menyatakan, Pemeritah Kota (Pemkot) Bogor memprioritaskan pasar untuk dilakukan swab maupun rapid test. Demikian, persebaran Covid-19 di tempat publik dapat diantisipasi sedini mungkin. 

Namun, Bima mengakui, untuk melakukan pencegahan dengan cara menutup toko di luar sektor yang dikecualikan dalam pembatasan sosial berskala besar (PSBB) cukup sulit. Apalagi, jelang hari raya Idul Fitri yang erat dengan tradisi berbelanja baju di pasar.

"Ini menang tidak mudah, bukan hanya banyak yang mencari rizki tapi juga memasuki lebaran. Tetapi tidak ada pilihan, ditemukan pedangang positif Covid-19 bukan tidak mungkin ada lagi," jelas dia.

Menurut Bima, satu orang positif Covid-19 di pasar telah berinteraksi dengan banyak orang. Melakukan pelacakan kontak terhadap keluarga, kerabat dan sesama pedagang masih mudah. Namun, untuk melacak interaksi dengan pengunjung, dipastikan akan menemui kesulitan.

"Karena itu saya perintahkan ditutup pasar ini, khususnya bagi sektor yang tidak dikeculaikan. Kalo sembako, sayur daging dan lain-lain silahkan masih buka karena dibutuhkan," kata dia.

photo
Petugas medis dari Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan tes swab kepada pedagang di Pasar Baru Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/5/2020). Tes swab terhadap 16 pegawai Perumda Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor dan pedagang Pasar Baru Bogor tersebut dilakukan untuk menelusuri kontak langsung dengan seorang pedagang yang terkonfirmasi positif virus Corona (COVID-19) di pasar tersebut - (ANTARA/ARIF FIRMANSYAH)

Dalam PSBB ketiga, Bima menyatakan, akan lebih gencar melakukan sosialisasi. Dengan demikian, toko di luar sektor yang dikecualikan tak lagi beroperasi.

"Ini ikhtiar kami. Semaksimal mungkin kita usahakan sektor tidak dikeculaikan ditutup. Kalo tidak, PSBB ketiga gak ada artinya, nanti ada ledakan," jelas dia.

Sebelumnya, tiga dari 500 pedagang dan pengunjung Pasar Bogor yang mengikuti rapid test di Surya Kencana, Senin (11/05) dinyatakan reaktif covid-19. Ketiganya kemudian diuji polymerase chain reaction (PCR) atau swab. Satu di antaranya dinyatakan positif Covid-19.

Direktur Utama Perumda Perusahaan Daerah (PD) Pasar Pakuan Jaya, Muzakir menjelaskan satu pedagang itu merupakan seorang perempuan yang berdagang baju di Lantai I, Pasar Bogor. Muzakir mengatakan pedagang itu, berasal dari Kabupaten Bogor.

"Protokolernya yang dilakukan dari semalam yang bersangkutan, sudah diisolasi mandiri di rumahnya, dan karena KTP-nya Kabupaten sudah diserahkan ke Dinkes Kabupaten Bogor," ujar Muzakir di Kota Bogor, Selasa (12/5).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement