REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan telah memprediksi adanya pasien Covid-19 di pasar, khusunya di Pasar Bogor. Sebab, pasar menjadi tempat berkerumun dan berinteraksi masyarakat dalam jumlah yang cukup besar.
"Ini sebetulnya kan sudah kita prediksi, karena dari orang yang positif cukup banyak prosentase yang mengakui bahwa sebelumnya ada riwayat publik seperti ke pasar," kata Bima di Balai Kota Bogor, Selasa (12/5).
Karena itu, Bima menyatakan, Pemeritah Kota (Pemkot) Bogor memprioritaskan pasar untuk dilakukan swab maupun rapid test. Demikian, persebaran Covid-19 di tempat publik dapat diantisipasi sedini mungkin.
Namun, Bima mengakui, untuk melakukan pencegahan dengan cara menutup toko di luar sektor yang dikecualikan dalam pembatasan sosial berskala besar (PSBB) cukup sulit. Apalagi, jelang hari raya Idul Fitri yang erat dengan tradisi berbelanja baju di pasar.
"Ini menang tidak mudah, bukan hanya banyak yang mencari rizki tapi juga memasuki lebaran. Tetapi tidak ada pilihan, ditemukan pedangang positif Covid-19 bukan tidak mungkin ada lagi," jelas dia.
Menurut Bima, satu orang positif Covid-19 di pasar telah berinteraksi dengan banyak orang. Melakukan pelacakan kontak terhadap keluarga, kerabat dan sesama pedagang masih mudah. Namun, untuk melacak interaksi dengan pengunjung, dipastikan akan menemui kesulitan.
"Karena itu saya perintahkan ditutup pasar ini, khususnya bagi sektor yang tidak dikeculaikan. Kalo sembako, sayur daging dan lain-lain silahkan masih buka karena dibutuhkan," kata dia.
Dalam PSBB ketiga, Bima menyatakan, akan lebih gencar melakukan sosialisasi. Dengan demikian, toko di luar sektor yang dikecualikan tak lagi beroperasi.
"Ini ikhtiar kami. Semaksimal mungkin kita usahakan sektor tidak dikeculaikan ditutup. Kalo tidak, PSBB ketiga gak ada artinya, nanti ada ledakan," jelas dia.
Sebelumnya, tiga dari 500 pedagang dan pengunjung Pasar Bogor yang mengikuti rapid test di Surya Kencana, Senin (11/05) dinyatakan reaktif covid-19. Ketiganya kemudian diuji polymerase chain reaction (PCR) atau swab. Satu di antaranya dinyatakan positif Covid-19.
Direktur Utama Perumda Perusahaan Daerah (PD) Pasar Pakuan Jaya, Muzakir menjelaskan satu pedagang itu merupakan seorang perempuan yang berdagang baju di Lantai I, Pasar Bogor. Muzakir mengatakan pedagang itu, berasal dari Kabupaten Bogor.
"Protokolernya yang dilakukan dari semalam yang bersangkutan, sudah diisolasi mandiri di rumahnya, dan karena KTP-nya Kabupaten sudah diserahkan ke Dinkes Kabupaten Bogor," ujar Muzakir di Kota Bogor, Selasa (12/5).