REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melaksanakan penyemaian awan di Provinsi Riau dan Jambi pada Rabu, (13/5) guna mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sekitar 20 ton garam disiapkan untuk pelaksanaan operasi selama 15 hari ke depan.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, pencegahan karhutla mutlak dilakukan. Sebab, jika karhutla sudah terjadi, maka menurutnya, sangat sulit diatasi.
"Kami terus berfokus melakukan operasi TMC guna memadamkan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan," kata Hammam dalam siaran pers, Rabu (13/5).
TMC atau akrab disebut hujan buatan diklaim merupakan langkah penting terkait pengurangan risiko bencana karhutla. "Dengan pelaksanaan hujan buatan ini, kami juga berupaya melakukan manajemen mitigasi bencana, melalui solusi teknologi modifikasi cuaca," sebut Hammam.
Data BPPT mencatat operasi TMC pada11 Maret- 2 April lalu, menghasilkan air hujan capai 97.8 Juta m3, dan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode TMC sebesar 227,2 mm.
Operasi TMC kali ini memakai pesawat dari Skuadron Udara 4 Malang, tipe Casa 212 reg A-2107. Wilayah rawan karhutla sepanjang Pesisir Timur Riau hingga Jambi menjadi target TMC kali ini.
Posko TMC Pekanbaru dipusatkan di Lanud Roesmin Nurjadin. Tim TMC diperkuat oleh 6 staf termasuk Korlap dan Flight Scientist ditambah pilot dan co pilot. Sementara untuk bahan semai dipasok sekitar 20 ton garam NaCL guna kebutuhan selama operasi TMC berlangsung.