Kamis 14 May 2020 02:33 WIB

Warga Australia Diminta Tetap Waspada Setelah Lockdown

Australia mulai melonggarkan lockdown pada pekan ini.

Red: Nur Aini
Siswa kembali bersekolah pada hari pertama di Brisbane, Queensland, Australia, Senin (11/5). Siswa di seluruh Queensland dari taman kanak-kanak hingga tingkat 11 dan 12 kembali ke kelas untuk pertama kalinya usai kegiatan belajar dari rumah imbas pandemi Covid19
Foto: AAP/ EPA-EFE / DAN PELED
Siswa kembali bersekolah pada hari pertama di Brisbane, Queensland, Australia, Senin (11/5). Siswa di seluruh Queensland dari taman kanak-kanak hingga tingkat 11 dan 12 kembali ke kelas untuk pertama kalinya usai kegiatan belajar dari rumah imbas pandemi Covid19

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pihak berwenang menyatakan warga Australia perlu tetap waspada terhadap wabah virus baru corona walaupun pembatasan mobilitas sosial mereda di seluruh negeri pekan ini.

Meskipun Australia melakukan pelonggaran aturan pembatasan sosial, warga diminta menjaga kewaspadaan karena jumlah orang meninggal akibat Covid-19 meningkat menjadi 98 pada Rabu. Australia adalah salah satu negara paling sukses dalam menangani pandemi Covid-19, dengan sekitar 7.000 kasus dan peningkatan rata-rata harian turun menjadi hanya 0,14 persen.

Baca Juga

Namun, krisis Covid-19 akan menjadi suatu "pertandingan lari maraton, bukan lari cepat", kata Sekretaris Perdana Menteri dan Kabinet Australia Philip Gaetjens kepada komite parlemen yang pada Rabu mulai memeriksa tanggapan pemerintah Australia terhadap pandemi Covid-19.

Negara bagian New South Wales, di mana Sydney adalah ibu kotanya, mencatat enam kasus baru Covid-19 dalam semalam setelah mencatat nol kasus baru pada Selasa. Dari enam kasus baru itu, tiga terkait dengan penularan lokal dalam masyarakat.

Korban meninggal Covid-19 naik setelah seorang perempuan berusia 81 tahun yang tertular virus di kapal pesiar Ruby Princess meninggal semalam. Dengan beberapa aturan pembatasan mobilitas yang akan dicabut di New South Wales pada Jumat (15/5), Gubernur Gladys Berejiklian memperingatkan warga untuk tidak menurunkan kewaspadaan mereka.

"Sangat penting bagi kita semua untuk mengambil tindakan pencegahan karena akan ada lebih banyak orang keluar rumah dan sekitarnya (mulai Jumat), dan keluar-masuk untuk rekreasi selain dari beberapa alasan lain," kata Berejiklian kepada wartawan.

"Kita harus merasa sangat beruntung kita berada dalam posisi ini saat kita melonggarkan pembatasan ... tetapi itu juga berarti kita harus menjaga kewaspadaan kita dan menjalani tes jika kita memiliki gejala bahkan yang paling ringan," lanjutnya.

Di negara bagian Victoria, di mana undang-undang karantina sedang dilonggarkan untuk memungkinkan kegiatan pesta makan malam kecil, memancing dan hiking, terjadi kenaikan tujuh kasus baru Covid-19 pada Rabu setelah 17 hari. Gambar di media sosial menunjukkan penduduk Melbourne yang berani menghadapi cuaca dingin dan basah untuk menikmati kebebasan yang baru.

Australia berharap dapat mencabut sebagian besar aturan pembatasan yang diberlakukan sejak Maret dalam waktu tiga bulan dalam upaya untuk membuat hampir satu juta orang dapat kembali bekerja. Meskipun kegiatan ekonomi relatif cepat dimulai kembali, Australia menghadapi penyusutan ekonomi terbesar dalam catatan dengan angka pengangguran terlihat meningkat dua kali lipat menjadi hampir 10 persen pada Juni.

Namun, Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengharapkan pemulihan ekonomi yang cepat setelah aturan karantina dilonggarkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement