Kamis 14 May 2020 18:28 WIB

Tarkait Kasus Presiden FIFA, Jaksa Agung Swiss Bisa Dipecat

Lauber bertanggung jawab memimpin investigasi terhadap dugaan korupsi di FIFA.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Presiden FIFA Gianni Infantino.
Foto: EPA/Walter Bieri
Presiden FIFA Gianni Infantino.

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Jaksa Agung Swiss, Michael Lauber, terancam dipecat. Ini menyusul investigasi parlemen terkait dugaan pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.

Lauber bertanggung jawab memimpin investigasi terhadap dugaan korupsi di FIFA. Namun, komite judisial parlemen Swiss ingin tahu apakah ada kolusi antara jaksa Swiss dan FIFA, yang berbasis di Zurich.

Komite tersebut, yang akan menginterogasi Lauber pada 20 Mei, mencatat ada pelanggaran disiplin yang diketahui oleh otoritas pengawasan yang menggeledah kantornya pada 2 Maret lalu. Sanksi awal telah dijatuhkan yaitu pemotongan gaji Lauber.

Namun, investigasi lanjutan menemukan pelanggaran yang dilakukan Lauber ternyata lebih serius. ''Ini termasuk pernyataan yang tak sesuai fakta, pelanggaran terhadap kesetiaan profesi, atau menghalangi disiplin investigasi,'' kata komite judisial Parlemen Swiss, dikutip dari Aljazeera, Kamis (14/5).

Lauber kemudian melakukan banding atas keputusan tersebut. Ia menilai pengawas membuat beberapa kesalahan prosedural, melampaui kewenangan, dan bias. Setelah mendengar jaksa agung, komite judisial berniat untuk memutuskan kemungkinan pembukaan prosedur pemecatan atas Lauber.

FIFA tidak membantah pertemuan informal antara Infantino dan Lauber pada 2016 dan 2017. Namun, pertemuan itu disebut FIFA dengan niat untuk menunjukkan badan sepak bola tertinggi dunia itu kooperatif dengan sistem pengadilan Swiss.

Swiss memang telah mengungkap beberapa kasus sejak penggerebekan di hotel mewah di Zurich pada Mei 2015. Penggerebekan itu memenangkan beberapa eksekutif FIFA atas dugaan korupsi di dunia sepak bola.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement