Kamis 14 May 2020 21:31 WIB

Membedah Alasan Carlos Sainz Gabung ke Ferraria

Sainz (25) telah menandatangani kontrak berdurasi dua tahun bersama Ferrari

Pembalap McLaren Carlos Sainz
Foto: EPA-EFE/SCOTT BARBOUR
Pembalap McLaren Carlos Sainz

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN — Teka-teki siapa rekan Charles Leclerc di Ferrari tahun depan terjawab sudah ketika Carlos Sainz pada Kamis (14/5) resmi diperkenalkan sebagai calon anggota tim bermarkas di Maranello, Italia itu.

Mengisi bangku yang akan ditinggalkan Sebastian Vettel tahun depan, Sainz (25) telah menandatangani kontrak berdurasi dua tahun bersama Ferrari dan akan hijrah dari McLaren yang dia perkuat selama dua musim ini.

Lantas kenapa Ferrari memilih memasangkan Sainz dengan Leclerc, yang sudah mengamankan bangkunya untuk lima tahun ke depan?

Ferrari akan menjadi tim keempat bagi Sainz, yang menjalani debut F1 bersama Toro Rosso pada 2015, kemudian dibuang Red Bull ke Renault sebelum menjalani dua musim dengan McLaren.

"Dengan lima tahun yang dia jalani, Carlos terbukti sangat bertalenta dan telah menunjukkan jika dia memiliki kemampuan teknis dan atribusi yang tepat untuk membuatnya ideal menjadi keluarga kami," kata kepala tim Ferrari Mattia Binotto dalam laman resmi tim.

Sainz memulai karirnya di F1 bersama pebalap debutan lainnya, Max Verstappen di Toro Rosso. Namun Red Bull lebih memilih Verstappendipromosikan ke tim senior.

Menyadari pintunya sudah tertutup untuk pindah ke Red Bull, Sainz dan timnya berusaha mencari jalan keluar untuk bergabung ke Renault. Red Bull pun setuju.

Sainz seakan mengundi nasibnya dan selama satu musim di Renault, sang pebalap Spanyol itu tak bisa mengungguli rekan satu timnya, Nico Hulkenberg.

Ketika Sainz pindah ke McLaren pada 2019, tak banyak yang memperhitungkan kemampuannya. Namun, Sainz membuktikan anggapan mereka itu salah.

Dalam waktu hanya satu musim, Sainz dengan kecepatannya di trek, konsistensi, dan kemampuan memanfaatkan setiap peluang, membawanya finis peringkat enam klasemen pebalap, menjadikannya pebalap terbaik tim papan tengah, di luar tiga tim besar, Mercedes, Ferrari dan Red Bull.

Berpasangan dengan pebalap muda Inggris, Lando Norris, Sainz membawa McLaren mendominasi persaingan tim papan tengah di peringkat empat konstruktor, dengan mempersembahkan satu finis podium di Brazil.

Itu merupakan trofi pertama McLaren setelah terakhir kali naik podium pada 2014 silam. Kendati Norris lebih unggul dari rekan satu timnya ketika kualifikasi, Sainz memiliki daya fokus yang tajam sehingga mampu memperbaiki catatan waktunya di balapan untuk finis lebih tinggi.

Faktor-faktor itulah yang membuat Ferrari menganggap Sainzorang yang tepat. Mereka ingin seorang pebalap yang cepat dan konsisten untuk merebut kembali gelar konstruktor ke Maranello.

Target itu rupanya tak bisa dicapai oleh Sebastian Vettel, yang bergabung dengan Ferrari pada 2015. Meski mempersembahkan 14 kemenangan Grand Prix, sang pebalap asal Jerman tak jarang membuat kesalahan ketika baik saat mendapatkan maupun tanpa tekanan di trek.

Bahkan tahun lalu, Vettel meredup di balik bayang-bayang Leclerc, yang menjalani debutnya bersama Ferrari. Sainz dan Leclerc, 22, juga akan menjadi pasangan pebalap termuda Ferrari.

"Kami yakin dengan pasangan pebalap yang memiliki talenta dan kepribadian seperti Charles dan Carlos, paling muda di lima puluh tahun terakhir Ferrari, akan menjadi kombinasi yang terbaik untuk membantu kami meraih tujuan kami," kata Binotto.

Ketika Leclerc bergabung dengan Ferrari, pebalap asal Monako itu secara de facto menjadi nomer dua setelah Vettel. Namun tahun depan semoga tidak akan demikian skenarionya terhadap Sainz.

Kedua pebalap memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara. Dan hal yang diinginkan Ferrari adalah dua pebalap yang mampu juara yang menawarkan stabilitas dalam jangka panjang.

"Saya sangat senang bahwa saya akan membalap untuk Scuderia Ferrari pada 2021 dan saya sangat menantikan masa depan saya dengan tim ini," kata Sainz.

"Saya masih memiliki satu tahun penting bersama McLaren Racing dan saya berharap bisa balapan lagi dengan mereka musim ini."

Kepindahan ke Ferrari berarti Sainz mengikuti jejak pahlawan masa kecilnya, Fernando Alonso, yang keduanya menjalani debut di tim yang sama. Alonso memulai karirnya di Minardi, yang berubah nama menjadi Toro Rosso, di mana Sainz menjalani debutnyadi F1.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement