REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Fraksi PDI Perjuangan DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), mengharapkan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat meninjau kembali kebijakannya, mengaktifkan kembali aparatur sipil negara (ASN) untuk kembali bekerja di kantor mulai 18 Mei 2020. Ia berpendapat tingkat kedisiplinan warga dalam menghadapi Covid-19 belum kuat.
"Saya harap pak gubernur bisa meninjau ulang kebijakan mengaktifkan kembali ASN bekerja di kantor, manakala tingkat disiplin dan pola hidup sehat di tingkat masyarakat belum kuat," kata Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT, Emanuel Kolfidus di Kupang, Jumat, (15/5).
Menurut dia, NTT harus semakin meningkatkan disiplin kesehatan sesuai protokol WHO dan anjuran pemerintah. Pasalnya kecenderungan pola Covid-19 di NTT semakin meningkat.
"Harus dilawan dengan disiplin tinggi dalam hal jarak sosial, jarak fisik dan rekomendasi kesehatan lainnya, termasuk jangan dulu menimbulkan kerumunan," katanya.
Karena itu, dia berharap gubernur dapat meninjau ulang kebijakan mengaktifkan kembali ASN bekerja di kantor, manakala tingkat disiplin dan pola hidup sehat di tingkat masyarakat belum kuat. "Ini terlalu riskan, jika ASN berada dalam kantor tanpa jarak sosial karena situasi ruangan dan fasilitas kantor," kata anggota Komisi V DPRD NTT itu.
Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef A Nae Soi mengatakan aparatur sipil negara (ASN) lingkup Setda Provinsi NTT akan kembali bekerja pada Senin, 18 Mei 2020 untuk mengoptimalkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Kami merasa bekerja dari rumah bagi ASN di NTT tidak efektif. Menggunakan fasilitas handphone dalam bekerja kurang efektif, sehingga mulai 18 Mei semua ASN lingkup Setda NTT akan kembali bekerja seperti biasa," kata Wagub Josef A Nae Soe.
Wagub Josef A Nae Soi menegaskan, Pemprov NTT telah meminta dispensasi kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI agar ASN di NTT tetap bekerja selama masa pandemi Covid-19. "Kami harus mengatakan dengan jujur bekerja di rumah bagi ASN tidak efektif dengan kondisi telekomunikasi kita yang terbatas," ujarnya pula