REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara memberikan dukungan benih kepiting sebanyak 102.800 ekor. Bantuan benih ini sebagai bentuk dukungan kepada pembudidaya terdampak Covid-19.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (16/5), mengatakan bahwa dukungan langsung akan terus dilakukan selama pandemi Covid-19 untuk meningkatkan daya ungkit terhadap nilai tukar pembudidaya ikan.
Slamet Soebjakto juga menyampaikan bahwa pihaknya mendistribusikan bantuan benih kepiting ke masyarakat setelah BBPBAP Jepara mampu melakukan pembenihan secara massal.
Ia mengungkapkan sebagai komoditas yang diminati pasar baik ekspor maupun domestik, keberhasilan pembudidayaan kepiting akan menopang suplai sekaligus penyangga stok kepiting yang sebelumnya banyak mengandalkan benih dari alam.
"Pendistribusian benih kepiting ke kelompok masyarakat untuk menciptakan peluang usaha baru," katanya.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP juga menuturkan bahwa di sisi lain, pembudidayaan kepiting diharapkan akan menopang suplai bagi permintaan pasar, serta juga dalam rangka upaya pengendalian tangkap komodita tersebut sehingga nantinya benih tidak seluruhnya tergantung dari alam.
Slamet juga mengatakan bahwa KKP sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan akan mulai menggarap pembudidayaan kepiting soka.
"Pak Menteri ingin budidaya kepiting soka bisa bangkit karena pasar sangat terbuka dan nilai ekonominya tinggi. Keberhasilan pembenihan kepiting secara massal, saya kira jadi harapan baru untuk menggenjot produksi kepiting dari hasil pembudidayaan, tentunya disertai dengan upaya budidaya yang berkelanjutan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Raharja mengatakan bahwa timnya memang cukup lama konsen untuk melakukan perekayasaan perbenihan kepiting.
Menurut Sugeng Raharja, hasilnya saat ini pihaknya telah berhasil memproduksi benih secara massal yang bisa untuk menopang kebutuhan kepiting yang selama ini bergantung dari tangkapan alam.
Kepala BBPAP Jepara juga menyampaikan bahwa kalau selama ini kepiting bertelur secara alami di alam, saat ini pihaknya juga telah mampu membuat kepiting bertelur.
"Keberhasilan produksi benih kepiting ini merupakan upaya kami untuk menjamin agar keberadaan kepiting ini terus sustainable. Ini juga akan membuka alternatif usaha bagi petambak. Secara teknis, rata-rata survival rate (SR) benih yang berhasil diproduksi yakni 8 - 20 persen dan kami berupaya untuk terus menggenjot produktivitas yang lebih optimal. Selama pandemi Covid-19 ini kami akan fokus untuk beri dukungan langsung, termasuk yang kemarin kami berikan ke kelompok pembudidaya di Pekalongan," ucap Sugeng.
BBPBAP Jeparadi Jawa Tengah juga telah melakukan pendampingan pembenihan dan budidaya kepiting di beberapa daerah antara lain Belitung, Tanjungpinang,Tarakan, Kubu Raya dan Indragiri Hilir. Hingga saat ini, sebagian dari para pembudidaya sudah mampu memproduksi benih kepiting secara mandiri.