REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebanyak 113.609 warga Kota Wuhan, pusat pertama virus corona di China, menjalani tes asam nukleat untuk uji virus corona pada Jumat (15/5). Jumlah pengujian harian itu adalah yang tertinggi sejak pertama kali data dipublikasikan pada 21 Februari.
Pemerintah China menguji semua warga Kota Wuhan untuk mencegah gelombang kedua wabah Covid-19 di sana setelah karantina wilayah dibuka pada 8 April. Semua warga Wuhan yang berjumlah sekitar 11 juta jiwa akan dites.
Melansir Reuters, jumlah tes yang dilakukan pada 15 Mei itu mengalami kenaikan 50 persen dibanding hari sebelumnya, yakni 72.791 tes. Pengujian sebanyak 113.609 itu juga merupakan angka tertinggi sejak Komisi Kesehatan Kota Wuhan mulai menerbitkan data pada 21 Februari 2020.
Sementara itu, sudah satu bulan sejak China mengumumkan kasus kematian terkait Covid-19 yang diakibatkan virus korona. Kini jumlah pasien Covid-19 di Negeri Tirai Bambu pun kurang dari 100 orang.
Pada Jumat (15/5), Komisi Kesehatan Nasional Cina melaporkan empat kasus baru infeksi virus korona. Semuanya penularan dalam negeri yang terjadi di timur laut provinsi Jilin. Provinsi itu menjadi klaster baru wabah virus corona di Cina daratan. Tapi terakhir kali Komisi Kesehatan Nasional melaporkan kasus kematian adalah tanggal 14 April.
Saat ini, China tengah merawat 91 pasien Covid-19 dan mengisolasi 623 orang yang diduga terinfeksi atau dinyatakan positif tapi tak mengalami gejala apa pun.
Sejak virus corona pertama kali terdeteksi di Wuhan pada akhir tahun lalu. China sudah melaporkan 82.933 kasus infeksi dan 4.633 pasien di antaranya meninggal dunia.