Ahad 17 May 2020 20:27 WIB

Proses Pemakaman Salah, Belasan Warga Sidoarjo Positif Covid

Kesalahan proses pamakaman pasien positif Covid-19 terjadi di Kecamatan Waru.

Petugas menyiapkan liang lahat untuk jenazah kasus Covid-19 di sebuah tempat pemakaman umum (TPU). (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Petugas menyiapkan liang lahat untuk jenazah kasus Covid-19 di sebuah tempat pemakaman umum (TPU). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin mengakui ada kesalahan proses pemakaman salah satu pasien positif Covid-19 di Kecamatan Waru. Akibatnya, sebagian warganya tertular dan dinyatakan positif Covid-19.

"Ada jenazah salah satu warga pasien positif Covid-19 di Sidoarjo yang sampai rumah, kotak petinya dibuka," katanya di sela penyerahan bantuan langsung tunai Dana Desa di Balai Desa Berbek, Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (17/5).

Baca Juga

Ia mengemukakan, akibat peristiwa itu mengakibatkan belasan orang warga di Desa Waru, Sidoarjo, terpapar virus coronajenis baru atau Covid-19.

"Setelah dilakukan rapid test Covid-19 ada 15 orang yang positif dan lainnya ada yang pasien dalam pengawasan (PDP)," kata Nur.

Nur mengatakan, dirinya tidak mengetahui persis kejadian itu, karena laporan yang masuk kepadanya terlambat. "Mungkin sekitar dua pekan lalu, intinya ada yang meninggal, petinya dibuka, itu sudah melanggar aturan," katanya.

Karena itu, pihaknya memperketat pengawasan di wilayah setempat. Termasuk, juga melakukan tracing lebar-lebar kepada yang terlibat dalam aktivitas tersebut.

"Akan diperketat, apalagi wilayah tersebut merupakan zona merah dan harus dilakukan pengawasan ekstra. Ada tim khusus yang mengawasi tempat itu," katanya.

Dari data yang ada, wilayah Kecamatan Waru, terdapat 69 pasien positif Covid-19 setelah pada akhir pekan ini mendapatkan tambahan sebelas orang. Di Sidoarjo, pelanggar peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap dua dihukum menyapu dan menyanyikan lagu Bagimu Negeri di sekitar lokasi dapur umum Covid-19 di Mapolresta, Sidoarjo.

Kabagops Polresta Sidoarjo Kompol Mujitomengatakan hukuman yang diberikan itu supaya para pelanggar mendapatkan efek jera atas perbuatan yang mereka langgar. "Para pelanggar ini adalah 110 orang yang terjaring dalam razia gabungan Sabtu (16/5) malam. Mereka melanggar pemberlakuan jam malam PSBB," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement