REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Akhir-akhir ini marak ajakan di media sosial untuk kembali meramaikan masjid. Ajakan itu marak menyusul banyaknya warga yang berkerumun memenuhi pusat-pusat perbelanjaan, pasar maupun jalan raya.
Ajakan meramaikan masjid tersebut bertolak belakang dengan imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah, termasuk melaksanakan ibadah, sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus korona jenis baru (Covid-19).
Ustaz Abdul Somad (UAS) pun memberi tanggapan atas kondisi tersebut. "Mestinya lockdown semua tutup. Mal tutup, masjid tutup. Ketika zona hijau, semua buka kembali. Tapi konsekuensi lockdown berat, negara tidak punya duit. Maka dibuat semi lockdown bernama PSBB," kata UAS kepada Republika.co.id, Kamis (21/5).
UAS menilai, ada risiko yang sangat besar ketika sejumlah pusat perbelanjaan kembali beroperasi dan membuat kerumunan warga yang membuat umat Islam terpantik untuk kembali beribadah di masjid.
"Ketika pasar dibuka karena tuntutan ekonomi, masjid tetap tutup karena dianggap tidak ada gerakan ekonomi. Jika umat Islam membalas dengan tetap ke masjid seperti ke mal, bahaya. Karena ketika terjadi penularan, masjid akan jadi kambing hitam," ujar dia.
UAS pun mengusulkan agar masjid-masjid yang berada di zona hijau Covid-19 dibuka kembali sehingga bisa melakukan kegiatan ibadah sebagaimana biasanya. Sedangkan masjid-masjid yang berada di zona merah, UAS menyarankan tetap tutup dan tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan banyak jamaah. Sebab, menurutnya, hal itu sangat berbahaya dan berisiko tinggi terjadinya penularan Covid-19.