REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah survei menemukan bahwa orang-orang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menatap layar gawai atau perangkat digital lainnya. Selama masa pandemi virus corona, penggunaan gawai pun meningkat.
Survei yang dilakukan oleh OnePoll terhadap 2.000 orang dewasa di Inggris menemukan bahwa, mereka menghabiskan 34 tahun hidup mereka dengan menatap layar ponsel, komputer, atau televisi.
Sementara itu, berdasarkan laporan Study Finds, seseorang dengan rentang usia 18 hingga 81 tahun akan terpaku pada layar perangkat digital mereka selama lebih dari 13 jam per hari. Jika dikalkukasi, maka seseorang menatap layar perangkat digital selama 4.866 jam setiap tahun dengan total 301.733 jam sepanjang 62 tahun.
Selama pandemi virus corona, sebagian besar masyarakat dunia menghabiskan lebih banyak waktu dengan gawai mereka. Berdasarkan hasil jajak pendapat, terjadi peningkatan panggilan video dua kali lipat selama karantina. Terlalu lama menatap layar gawai dapat berisiko bagi kesehatan.
Sebanyak 40 persen orang yang disurvei mengatakan, mereka jarang mengistirahatkan mata mereka dari layar gawai. Sementara, 12 persen lainnya tidak pernah istirahat sama sekali.
"Sangat penting untuk mengetahui bahwa, terlalu lama menatap layar (gawai) secara berlebihan dapat berpengaruh dalam hal kesehatan mata Anda. Kami menyarankan agar mengikuti saran pemerintah untuk berolahraga, sehingga memberikan waktu istirahat dari kegiatan menatap layar (gadget)," ujar Benjamin Dumaine dari Vision Direct, dilansir Sputnik News.
Jajak pendapat juga menemukan bahwa orang-orang mulai beraktivitas dengan perangkat digital mereka sejak bangun tidur. Orang dewasa rata-rata mulai melihat layar gadget mereka dalam waktu 20 menit setelah bangun tidur.
Saat melihat layar gawai, Vision Direct merekomendasikan agar menggunakan aturan 20-20-20. Aturan tersebut yakni beristirahat setiap 20 menit, berpaling selama 20 detik, dan mengalihkan perhatian kepada sesuatu yang lain dengan jarak setidaknya 20 kaki.
Ikuti Whatsapp Channel Republika