REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kapolda Maluku Irjen Baharudin Djafar kembali mengingatkan pelaksanaan shalat Idul Fitri 1441 Hijriyah sebaiknya tetap dilaksanakan di rumah sebagai salah satu upaya dalam pencegahan penyebaran virus corona.
"Pemerintah dan TNI-Polri mengimbau masyarakat terkait pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1441 H sebaiknya dilaksanakan di rumah masing-masing, namun jika ada yang melaksanakannya di masjid maka harus memperhatikan protokol kesehatan," kata Baharudin di Kota Ambon, Jumat (22/5).
Imbauan Baharudin disampaikan saat mengikuti dialog interaktif yang membahas tentang toleransi umat beragama menjelang perayaan hari raya Idul Fitri 1441 H di tengah pandemi Covid-19. Dia menilai, masyarakat Maluku perlu menjadi contoh karena ada berbagai hal serta kelebihan yang dimiliki antara lain soal toleransi.
Menurut jenderal polisi bintang dua ini, Maluku punya masa lalu yang sangat luar bisa menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat di daerah lain. "Ada hal-hal di masala lalu berupa kelompok-kelompok tertentu yang memanfaatkan keadaan, dan kita selaku pimpinan di daerah harus menjadi contoh serta teladan bagi karakteristik masyarakat Maluku," ucap Baharudin.
Kapolda juga membahas cara memerangi berita-berita yang sifatnya Hoax, dimana tips untuk memerangi hoax apabila menerima informasi terutama lewat telepon genggam."Kita harus mempertanyakan dahulu bagi orang tertentu atau yang berwajib biar berita itu tidak tersebar kemana-mana," pesan Kapolda.
Ketua MUI Provinsi Maluku, Abdullah Latuapo, mengatakan, umat Muslim punya kebiasaan saling bersilahturahim dan memaafkan satu sama lain, apalagi hari raya seperti ini sangat memerlukan adanya saling berdampingan satu sama lain. "Tetapi dengan situasi dan kondisi seperti kami harus saling memaklumi dan mengikuti arahan dari pemerintah serta fatwa yang sudah ada dari MUI," Katanya.
MUI juga mengimbau masyarakat muslim di kota Ambon dan di Maluku agar pelaksanaan ibadah di bulan suci Ramadan sampai dengan shalat Idul Fitri serta pelaksanan malam takbiran sebaikanya di Masjid saja dan pelaksanaan konvoi ditiadakan.
"Kita selaku tokoh agama sudah mengimbau jamaah atau masyarakat untuk menyadari dan mendengarkan setiap berita yang didapati karena ada oknum dan kelompok tertentu yang memanfaatkan keadaan agar Maluku ini tidak aman," ujar Abdullah.
Ketua Sinode Provinsi Maluku Pendeta AJS Werinussa, mengatakan, hal dan kondisi seperti ini mengajar masyarakat untuk kebersamaan dan menjalin kelangsungan hidup antar umat beragama. "Covid-19 ini sangat memperkuat tali persaudaraan untuk kita selalu menyatukan hati kita, untuk saling menopang dan membantu satu sama lain," ujarnya.
Dia menjelaskan, hoax ini sebenarnya lebih berbahaya daripada Covid-19. Pasalnya, kebohongan itu tidak punya protokolernya, tetapi Covid-19 punya protokoler. "Kami mengimbau masyarakat untuk harus mencerna dengan baik setiap berita yang di terbitkan lewat media cetak maupun media elektronik, atau apa yang menjadi saran dari pemerintah," ucap Werinussa.