REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hajat Dalem Gerebeg Sawal menjadi kegiatan rutin yang digelar Keraton Yogyakarta saat Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah. Kali ini, kegiatan ini ditiadakan untuk mencegah adanya penularan Covid-19 yang semakin meluas.
Sebab, kegiatan ini ditandai dengan arak-arakan gunungan yang tentunya menimbulkan kerumunan massa. Walaupun begitu, kegiatan rutin ini dilakukan dengan membagikan ubarampe gunungan berupa rengginang.
Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura, Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono mengatakan, pembagian rengginang ini tetap memperhatikan protokol kesehatan terkait Covid-19. Setidaknya, ada 2.700 rengginang yang dibagikan kepada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Kepatihan dan Puro Pakualaman.
"Prosesi arak-arakan gunungan beserta prajurit yang biasa digelar memang tidak ada. Namun, kami tetap akan membagikan ubarampe gunungan yang berupa rengginang. Hal ini merupakan usaha Keraton Yogyakarta dalam melestarikan tradisi di tengah pandemi," katanya, Ahad (24/5).
Dengan begitu, diharapkan nilai budaya dari garebeg ini tidak hilang. Ia menjelaskan, prosesi garebeg itu sendiri merupakan bentuk ungkapan syukur dan sedekah dari raja kepada kerabat dan rakyatnya.
Wakil Penghageng KHP Parwa Budaya, Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi juga mengatakan, esensi dari garebeg itu sendiri tidak hilang meskipun tidak digelar seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan dengna tujuan tidak menimbulkan kerumunan massa dan mencegah adanya penularan Covid-19.
"Pelaksanaan garebeg pada jaman dahulu memang dilakukan dengan membagi-bagikan ubarampe gunungan, bukan dengan merebut gunungan seperti dikenal saat ini. Dengan cara itu, kerumunan massa akan terminimalisir dan prosesi justru berjalan seperti pelaksanaan garebeg zaman dulu," ujarnya.