REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ahli virologi asal China bernama Shi Zhengli memperingatkan bahwa pandemi penyakit akibat infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) saat ini bisa jadi hanyalah puncak gunung es, di mana ini merupakan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia. Ia mengungkapkan, masih banyak hal yang belum diketahui mengenai virus yang menular dengan cepat tersebut.
"Virus yang tidak diketahui yang kami temukan sebenarnya hanyalah puncak dari gunung es dan jika kita ingin melindungi manusia dari virus atau menghindari berjangkitnya penyakit menular baru, kita harus lebih lama mempelajarinya, kemudian memberikan peringatan dini,” ujar Zhengli dilansir Fox News, Rabu (27/5).
Zhengli mengatakan, kalau virus corona jenis baru tak juga dipelajari lebih lanjut, maka ada potensi wabah lain yang muncul di tengah pandemi saat ini. Ia mengungkapkan bahwa masih sangat banyak yang belum dapat diketahui dari virus, yang menurutnya dibawa oleh hewan liar di alam.
Perempuan yang mendapat julukan Wanita Kelelawar itu terkenal dengan karyanya tentang virus corona kelelawar di labnya di Institut Virologi Wuhan (WIV). Zhengli menemukan reservoir kelelawar alami untuk patogen SARS (sindrom pernapasan akut parah) yang pertama kali menyebar di China bagian selatan dan dinyatakan sebagai epidemi di seluruh dunia dari 2002 hingga 2003.
Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China pada Desember 2019. Sejak saat itu, virus terus menyebar secara global ke berbagai negara lainnya di dunia.
Berdasarkan data Worldometers, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia hingga Rabu (27/5) tercatat mencapai 5.685.886 dan terdapat 352.227 kematian. Sementara, jumlah pasien yang dinyatakan telah pulih adalah 2.430.752 orang.