Kamis 28 May 2020 17:58 WIB

ACT Jawab Keluhan Pedagang Terdampak Covid-19

ACT melalui program Sahabat UMI bantu ibu-ibu pelaku usaka mikro kecil menengah

Red: Gita Amanda
Eni Yuniarti (50), warga Kampung Muka, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Ibu paruh baya itu menjadi tulang punggung keluarga. Ia berjualan nasi goreng di sisi rel KRL dekat Stasiun Kota.
Foto: ACT
Eni Yuniarti (50), warga Kampung Muka, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Ibu paruh baya itu menjadi tulang punggung keluarga. Ia berjualan nasi goreng di sisi rel KRL dekat Stasiun Kota.

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Jauh masuk ke permukiman padat penduduk di tengah ibu kota, masyarakat prasejahtera yang mencari nafkah dengan berdagang menjeritkan kegundahan. Mereka kini hidup dalam himpitan ekonomi di tengah pandemi, tanpa penghasilan yang pasti.

Seperti halnya Eni Yuniarti (50 tahun), yang sudah sebulan tidak berjualan. Penjualan semakin sepi sehingga tidak ada pemasukan untuk kehidupan sehari-hari.

Baca Juga

“Kadang, saya sudah masak nasi banyak, cuma tidak ada pembeli,” cerita Eni Yuniarti (50), warga Kampung Muka, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Ibu paruh baya itu menjadi tulang punggung keluarga. Ia berjualan nasi goreng di sisi rel KRL dekat Stasiun Kota.

Warung Eni buka sejak pukul lima sore hingga tengah malam. Sebelum pandemi Covid-19 dan pembatasan sosial berskala besar, Eni biasa memperoleh omzet Rp 400 ribu sehari.