REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan pengerjaan fisik tol Yogkarta-Solo bisa dimulai September-Oktober 2020 mendatang. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan, proses lelang ruas tol sepanjang 76 km yang menghubungkan Kulon Progo, Yogyakarta, dan Solo ini sedang berjalan.
"Tanggal 4 Juni nanti akan proses pemasukan penawarannya. Mudah-mudahan sekitar September-Oktober kalau bisa sudah mulai konstruksinya, dengan pembebasan lahan dulu," ujar Basuki usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Jumat (29/5).
Diberitakan sebelumnya, desain tol Yogyakarta-Solo yang melewati perempatan Monumen Yogya Kembali (Monjali), Sleman diubah. Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Krido Suprayitno mengatakan, desain yang sebelumnya elevated (melayang) diubah menjadi atgrade.
"Trase tidak ada yang berubah, cuma konstruksinya saja. Awal itu kan elevated, jadi atgrade di tempat yang sama di Monjali itu," kata Krido, Februari lalu.
Sementara itu, untuk Izin Penetapan Lokasi (IPL) akan diterbitkan setelah selesainya sosialisasi dan konsultasi publik. Sosialisasi pembangunan Tol Yogyakarta-Solo akan rampung pada pekan depan dan konsultasi publik tengah berjalan. "IPL nanti menunggu konsultasi publik dulu," jelasnya.
Sejumlah wilayah di Yogyakarta akan terdampak pembangunan tol Yogyakarta-Solo, di antaranya Kecamatan Kalasan, Prambanan, Depok, Ngaglik, Mlati, Gamping. Sementara, desa yang terdampak tol Yogyakarta-Solo ada 14 desa yakni Desa Tamanmartani, Selomartani, Tirtomartani, Purwomartani, Bokoharjo, Maguwoharjo, Condongcatur dan Caturtunggal, Sariharjo, Sinduadi, Sendangadi, Tlogoadi, Tirtoadi dan Trihanggo.