REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Terjemahan Jerman
Pendeta Gereja Noremberg, Salomon Schweigger, adalah orang yang pertama kali melakukan penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Jerman. Ia menerjemahkan Alquran tersebut dari sebuah terjemahan Alquran berbahasa Italia karya Andrea Arrivabene. Terjemahan karya Schweigger ini dicetak pertama kali pada 1616 dan diberi nama Alcoranus Mahometicus. Karya Schweigger ini dicetak ulang pada 1623, 1659, dan 1664 dalam wajah baru.
Pada 1708, terjemahan baru Alquran dalam bahasa Jerman dilakukan oleh Joseph Von Hammer. Dari sekian banyak versi terjemahan bahasa Jerman ini, terjemahan Alquran yang paling bagus dan paling teliti dalam bahasa Jerman adalah karya Rudi Paret. Terjemahan Paret itu telah dicetak dalam edisi revisi sebanyak 16 kali. Sampai sekarang terdapat sekitar 43 karya terjemahan Alquran dalam bahasa Jerman.
Terjemahan Prancis
Penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Prancis dilakukan pertama kali oleh Andre du Ryer pada 1647, yang sebelumnya tinggal lama di Istanbul dan Mesir. Du Ryer yang merupakan orientalis berkebangsaan Prancis itu memiliki penguasaan terhadap bahasa Arab secara baik. Ia menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Prancis langsung dari teks aslinya bahasa Arab. Judul terjemahannya diberi nama L’Alcoran de Mahomet (Alquran Muhammad) dan dicetak di Paris. Sampai 1775, terjemahan ini telah dicetak ulang sebanyak 20 kali dan memiliki introduksi berjudul Sekilas Tentang Mazhab-Mazhab Bangsa Turki.
Dari sekian banyak terjamahan Alquran versi bahasa Prancis, terjemahan yang paling bagus adalah milik C Savari. Terjemahan tersebut pertama kali dicetak di Paris pada 1750 dan mengalami cetak ulang sebanyak 28 kali pada 1788. Karya terjemahan Alquran berbahasa Prancis yang terbaru adalah yang dilakukan oleh seorang ahli budaya dengan berbahasa Arab dan dosen senior pada Universitas Prancis. Terjemahan yang menyertakan penjelasan dan ulasan terhadap Alquran itu dicetak pertama kali pada 1990.
Terjemahan Belanda
Karya terjemahan Alquran dalam bahasa Belanda pertama kali dibuat pada 1641 di Kota Hamburg, Jerman, dengan nama De Arabische Alkoran. Namun, tidak diketahui siapa penulis karya tersebut. Yang dapat diketahui hanyalah, terjemahan tersebut mengadopsi dari terjemahan Alquran berbahasa Jerman karya Salomon Schweigger.
Pada 1658, Hendrik Jan Glasemaker membuat sebuah terjemahan Alquran berbahasa Belanda yang diberi judul Mahomets Alkoran. Ia menerjemahkan Alquran bersumberkan sebuah terjemahan Alquran versi bahasa Prancis. Upaya ini kemudian disusul oleh penulis Belanda lainnya, LJA Tollens, yang menerbitkan karya terjemahan Alquran bahasa Belanda pada 1859.
Edisi Alquran dua bahasa (Belanda-Arab) mulai diterbitkan pada 1953 di Rabwah, Pakistan dengan judul De Heilige Qor’aan. Kemudian disusul dengan penerbitan edisi serupa pada 1989 dengan nama De Koran. Sementara itu, karya terjemahan Alquran berbahasa Belanda yang terbilang baru adalah yang dibuat oleh Kader Abdolah pada 2008 lalu.