REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Dewan manajemen maskapai Deustche Lufthansa menerima serangkaian tuntutan yang dibuat Komisi Eropa sebagai konsekuensi atas persetujuan komisi terhadap dana talangan (bailout) dari Pemerintah Jerman senilai 10 miliar dolar AS.
Perjanjian itu muncul setelah dewan pengawas Lufthansa pada Rabu lalu menolak kesepakatan dengan Komisi Eropa. Dewan pengawas menilai hal itu bisa memperburuk situasi bagi maskapai.
Lufthansa dan seluruh maskapai penerbangan mengalami pukulan kuat akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan salah satu perjanjian terbaru yang disepakati ketiganya, Lufthansa diwajibkan untuk mengalihkan 24 slot penerbangan dari empat pesawat Lufthansa ke Bandara di Frankurt dan Munich untuk bersaing dengan maskapai lain.
"Selama satu setengah tahun, opsi ini hanya tersedia untuk pesaing baru di Frankurt dan Munich. Jika tidak ada pesaing baru, itu akan diperluas ke bandaran masing-masing yang dikuasai pesaing," demikian pernyataan Lufthansa dikutip Reuters, Sabtu (30/5).
Kesepakatan sebelumnya mencakup penyitaan 72 slot penerbangaan yang digunakan oleh 12 dari 300 armada jet yang berbasis di Bandara Frankurt dan Munich, kata narasumber yang mengetahu masalah tersebut.
Slot penerbangan yang akan dialokasikan dalam proses penawaran itu dapat diambil alih hanya oleh rekan Eropa yang belum menerima bantuan negara yang substansial di tengah pandemi, kata Lufthansa.
Dewan pengawas kelompok perlu menyetujui kesepakatan tersebut. Lufthansa menyatakan, akan mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa dalam waktu dekat untuk juga mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk menerima bailout.
Penyelamatan perusahaan maskapai Jerman itu merupakan langkah terbesar sejak krisis virus corona melanda dunia. Pemerintah Jerman akan mendapatkan 20 persen saham di Lufthansa, yang bisa naik menjadi 25 persen ditambah satu bagian jika terjadi upaya pengambilalihan. Kesepakatan bailout itu juga akan memberi Pemerintah Jerman dua kursi di dewan pengawas Lufthansa.