REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pandemi covid-19 yang sudah berlangsung kurang lebih tiga bulan berdampak kepada penurunan pengajuan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, sejumlah pengembang mencari cara agar unit rumah bisa terjual dengan memangkas down payment (DP) hingga 90 persen.
CEO PT Generasi Sinergi Prima (GSP) Ariansyah Eka Saputra, pengembang perumahan mengungkapkan, permintaan properti pada masa pandemi covid-19 semakin menurun. Menurutnya, daya beli masyarakat menurun karena alokasi dana tidak diprioritaskan untuk membeli rumah akan tetapi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Permintaan menurun, banyak calon konsumen menunda pembelian," ujarnya, Jumat (29/5). Meski begitu, menurutnya kebutuhan hunian akan tetap ada karena kebutuhan pokok manusia.
"Saya yakin setelah pandemi, permintaan hunian akan kembali melonjak dan normal lagi," katanya. Ditengah kondisi permintaan yang menurun, pihaknya mengaku membuat beberapa strategi agar unit rumah bisa terjual.
Ia mengungkapkan, kebijakan yang ditempuh yaitu memangkas besaran uang muka atau DP hingga 90 persen, menggratiskan biaya KPR dan BPHTB sebesar 100 persen. Katanya, tujuan diskon tersebut untuk memberikan kemudahan kepada konsumen agar dapat membeli rumah.
Ariansyah mengaku, pihaknya pun berencana membuka kawasan perumahan baru di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bogor. Menurutnya, pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi seluruh sektor usaha tetap melakukan perluasan usaha dengan analisa bisnis yang konservatif dan terukur.
"Setelah pandemi Covid-19 berakhir, di sektor usaha akan ada ekosistem baru yang diisi para pengusaha yang mampu bertahan dan lulus dari masa sulit," ungkapnya.