Ahad 31 May 2020 00:41 WIB

Kondisi Lingkungan Hidup Pengaruhi Pengendalian Covid-19

Makin baik kualitas lingkungan hidup, makin tinggi ketangguhan diri dan imunitas.

Red: Ratna Puspita
Pengendara sepeda motor diberikan cairan pembunuh kuman atau hand sanitizer (ilustrasi). Kondisi lingkungan hidup berpengaruh terhadap praktik pencegahan dan pengendalian Covid-19.
Foto: AHMAD SUBAIDI/ANTARA
Pengendara sepeda motor diberikan cairan pembunuh kuman atau hand sanitizer (ilustrasi). Kondisi lingkungan hidup berpengaruh terhadap praktik pencegahan dan pengendalian Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesional Lingkungan (Profling) menilai kondisi lingkungan hidup berpengaruh terhadap praktik pencegahan dan pengendalian Covid-19. "Semakin baik kualitas lingkungan hidup maka semakin tinggi pula ketangguhan diri keluarga dan imunitas," kata Ketua Umum Profesional Lingkungan (Profling) Dr Tasdiyanto R SP MSiCEIA, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (30/5).

Dalam webinar bertema "Merajut Solusi Pandemi Berbasis Rekayasa Ekologi", Tasdiyanto mengatakan mengatakan, beberapa studi menginformasikan buruknya kualitas udara juga berpengaruh terhadap tingkat imunitas seseorang. Artinya, kata dia, semakin buruk imunitas seseorang maka semakin rentan terhadap virus di sekitarnya.

Baca Juga

Dia menambahkan peningkatan limbah medis juga berpotensi menularkan penyakit jika tidak terkelola dengan baik.  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengeluarkan Surat Edaran mengenai pengelolaan limbah infeksius, termasuk limbah dari penanganan pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan.

Menurut surat edaran, ia menerangkan, limbah infeksius dan sampah rumah tangga dari penanganan Covid-19 perlu dikelola sebagai limbah B3 sekaligus untuk mengendalikan dan memutus penularan Covid-19. "Sejauh ini, pengelolaan limbah B3 masih merujuk pada teknologi incenerator, yang belum seutuhnya efisien dan ramah lingkungan," ujar Tasdiyanto.

Di sisi lain, praktik pencegahan dan pengendalian Covid-19 tidak bisa dilepaskan dari kondisi lingkungan hidup. Selain itu, menurut dia, pemanfaatan air bersih sebagai media pendukung daya tahan tubuh seseorang juga mempengaruhi dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19.

Berkurangnya cairan dalam tubuh atau dehidrasi juga menjadikan orang rentan terkena virus, tambahnya, sajian air minum yang berkualitas hasil rekayasa teknologi akan berkontribusi pula dalam pencegahan dan pengendalian virus. "Artinya, proses pemulihan paska pandemi Covid-19 sangat erat berhubungan dengan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang tersedia," katanya.

Profling yang merupakan kumpulan pakar lingkungan, menurut Tasdiyanto, sangat berempati terhadap pandemi Covid-19, dan ikut terpanggil untuk memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan. "Kita menyadari bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah hak asasi setiap umat manusia. Profesional lingkungan hadir dari berbagai kompetensi lingkungan yang tersebar di seluruh Indonesia mendorong lahirnya inovasi dan rekayasa untuk penanganan, pencegahan, dan pengendalian Covid-19," katanya.

Selain itu, Dr. Tasdiyanto juga mengatakan, pendekatan teknologi dan rekayasa ekologi yang tepat diyakini akan dapat memberikan efek psikologis menghilangkan keresahan dan membangkitkan semangat bekerja kembali seluruh komponen masyarakat dalam memasuki tatanan normal baru. "Dengan demikian pendapatan dan kesejahteraan masyarakat akan kembali bergerak meningkat. Dalam hal pengembangan teknologi dan rekayasa ekologi karya anak bangsa sendiri juga akan berkontribusi meningkatkan perekonomian nasional." katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement