REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tagar Blackout Tuesday (#BlackoutTuesday) menggema di media sosial, terutama di Instagram. Pantauan Republika hingga Rabu (3/6) dini hari, sudah ada 22,7 juta postingan dengan tagar tersebut di Instagram.
Melansir New York Times, Blackout Tuesday adalah apa yang dimulai sebagai upaya oleh dua orang kulit hitam dalam musik untuk menghentikan bisnis seperti biasa di seluruh industri pada hari Selasa (2/6). Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas protes yang melanda seluruh negara, terutama di Amerika Serikat yang meluas.
Solidaritas itu tertuang di media sosial yang menghasilkan lautan kotak hitam melintasi Instagram dan juga platform lainnya. Aplikasi-aplikasi termasuk Spotify, Live Nation, Apple, TikTok dan banyak perusahaan rekaman terbesar mengatakan bahwa mereka akan menghentikan sebagian besar operasi pada hari berikutnya, mengingat demonstrasi yang dipicu oleh kematian George Floyd di Minneapolis.
Inisiatif pemadaman industri, yang dimulai dengan tagar #TheShowMustBePaused, adalah gagasan dari dua wanita kulit hitam yang bekerja di pemasaran musik, Jamila Thomas dan Brianna Agyemang. "Industri musik adalah industri bernilai miliaran dolar," kata kedua wanita itu dalam sebuah pernyataan.
"Sebuah industri yang diuntungkan terutama dari Black art. Misi kami adalah untuk menahan industri ini secara luas, termasuk perusahaan besar plus mitra mereka yang mendapat manfaat dari upaya, perjuangan dan keberhasilan orang kulit hitam yang bertanggung jawab," kata mereka.
Di tangga album Billboard, artis kulit hitam telah memegang posisi No. 1 selama 11 dari 13 minggu terakhir dan menempati empat dari 5 slot Top minggu ini. Tetapi seperti halnya dengan banyak kegiatan media sosial, protes digital ini mengambil kehidupan sendiri seperti yang diadopsi oleh seniman seperti Rihanna, Quincy Jones, Yoko Ono dan the Rolling Stones, menyebar jauh melampaui musik di bawah bendera #BlackoutTuesday. Banyak di antaranya menggunakan post hitam kosong sebagai bentuk solidaritas.