Rabu 03 Jun 2020 07:28 WIB

Peluang Bagi UMKM Perikanan di Tengah Pandemi Corona

Pandemi menyebabkan perubahan pola konsumsi, termasuk pola konsumsi ikan

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Pandemi mengubah pola konsumsi masyarakat termasuk konsumsi ikan.
Foto: ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN
Pandemi mengubah pola konsumsi masyarakat termasuk konsumsi ikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyampaikan komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam pengembangan usaha di sektor kelautan dan perikanan. Kata Edhy, pada 2020, Pemerintah mengeluarkan kebijakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diarahkan untuk mendukung pengembangan usaha produksi minimal 60 persen.

Ia memerinci total plafon KUR yang disiapkan sebesar Rp 190 triliun dan akan ditingkatkan bertahap hingga mencapai Rp 325 triliun pada 2024. Sementara suku bunga KUR ditetapkan sebesar 6 persen yang berlaku efektif per tahun. Hal ini disampaikan Edhy saat membuka webinar Agromaritim Academy bertajuk "Strategi Sektor Kelautan dan Perikanan Menjadi Motor Perekonomian Nasional di tengah Pandemi Covid-19" pada Selasa (2/6).

Baca Juga

"Peningkatan plafon KUR Mikro dari Rp 25 juta menjadi Rp 50 juta per debitur. Skema KUR Khusus maksimal plafon sampai dengan Rp 500 juta," ujar Edhy dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Selasa (2/6).

Edhy memaparkan pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan pola belanja masyarakat secara luas. Saat ini, penggunaan aplikasi belanja berbasis internet serta jasa pengiriman barang semakin populer di masyarakat. Tak hanya itu, pandemi juga menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat, termasuk juga pola konsumsi ikan.

"Produk olahan ikan yang siap masak, siap makan, ikan kaleng, value added product seperti baso ikan, otak-otak menjadi semakin diminati oleh masyarakat," ucap Edhy.

Oleh karena itu, Edhy melihat adanya peluang ekonomi bagi UMKM perikanan di tengah pandemi. Menurutnya, perubahan perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi ikan bisa dioptimalkan UMKM perikanan untuk semakin memperluas usahanya. Terlebih permintaan ikan tetap tinggi karena orang membutuhkan makan serta meningkatkan sistem imun. Selain itu merujuk pada nilai ekspor pada triwulan pertama 2020 juga menunjukkan kinerja yang masih baik.

"Saya percaya sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu sektor pemenang dalam situasi pandemi Covid-19, untuk itu saya mengajak para wirausaha muda untuk melihat peluang di balik pandemi," ungkap Edhy.

Dalam kurun waktu tiga bulan pandemi, lanjut Edhy, KKP juga telah melakukan refocusing anggaran dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi guna meminimalisir dampak Covid-19 di sektor kelautan dan perikanan. Program-program yang dihasilkan di antaranya Bakti Nelayan, bantuan benih ikan air tawar, payau, dan laut, bantuan induk, bantuan bibit rumput laut, serta bioflok.

Selanjutnya ada program minapadi, asuransi usaha budidaya, bantuan pakan, mesin pakan mandiri dan bahan baku, percontohan budidaya maggot di UPT dan juga di masyarakat. Kemudian bantuan sarana mendukung revitalisasi tambak, bantuan sarana budidaya laut, cold storage, perluasan jangkauan Gemarikan dan promosi Gemarikan.

"Lalu Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR), rehabilitasi kawasan mangrove; Bulan Bakti Karantina Ikan; dan digitalisasi pemasaran produk kelautan dan perikanan," kata Edhy.

Webinar Agromaritim sendiri diikuti oleh 100 peserta di aplikasi zoom meeting yang terdiri dari entrepreneur milenial di bidang pertanian, perikanan dan kelautan. Selain itu, sekira 700 peserta juga turut memantau jalannya webinar melalui chanel Youtube Agromaritim akademi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement