REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Unit Intelijen Finansial Meksiko yang bagian dari gugus tugas kementerian keuangan dalam melawan dan mencegah pencucian uang mengatakan mereka telah meminta bank-bank membekukan lebih dari 2.000 rekening. Rekening-rekening itu diduga terkait dengan kartel narkoba Jalisco New Generation Cartel.
Hal ini menjadi langkah terbaru Meksiko dalam melawan organisasi kejahatan. Langkah ini diambil setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mundur dari ancamannya untuk menyatakan kartel Meksiko sebagai organisasi teroris.
Badan narkoba AS yakni Drug Enforcement Administration (DEA) menyatakan kartel narkoba yang dalam bahasa Spanyolnya disingkat CJNG sedang membanjiri AS dengan metamfetamin (sabu-sabu). CJNG adalah salah satu penyeludup narkoba paling produktif di dunia.
"Operasi ini hasil dari kerja gabungan lembaga-lembaga yang membentuk kabinet keamanan selama beberapa bulan lebih," kata Unit Intelijen Finansial Meksiko dalam pernyataan mereka, Rabu (3/6).
Mereka mengatakan telah membekukan 1.770 rekening individu, 167 rekening perusahaan, dan dua kredit yang terkait dengan CJNG. Unit Intelijen Finansial tidak menyebutkan jumlah dana yang dibekukan dari rekening-rekening itu. Tapi mereka mengatakan sedang menganalisa ribuan transaksi tidak biasa.
Pemerintah Meksiko mengatakan kerja sama dengan DEA membuat penemuan 'kelompok kriminal dengan jumlah anggota besar' memungkinkan. Mereka mengatakan operasi ini juga berhasil menemukan 'perusahaan dan operator keuangaan terbesar yang digunakan dalam pencucian uang'.
Pihak berwenang Meksiko mengekstradiksi Ruben Oseguera, anak dari bos kartel narkoba Nemesio Oseguera ke AS pada Februari lalu. Satu bulan kemudian AS menangkap lebih dari 250 orang yang terkait dengan kartel tersebut.