Kamis 04 Jun 2020 18:10 WIB

Italia Cabut Pembatasan Perjalanan

Italia telah melewati masa sulit untuk melawan pandemi virus corona.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Wisatawan tiba di Bandara Leonardo Da Vinci (Fiumicino) Roma, Italia, (4/6). Italia sudah mulai membuka kembali perjalan inter regional dengan pesawat.
Foto: EPA-EFE/TELENEWS
Wisatawan tiba di Bandara Leonardo Da Vinci (Fiumicino) Roma, Italia, (4/6). Italia sudah mulai membuka kembali perjalan inter regional dengan pesawat.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia telah mencabut pembatasan perjalanan dan memungkinkan penduduknya bepergian antar daerah. Negara tersebut juga telah membuka perbatasan sehingga para pendatang dari Eropa dapat berkunjung tanpa perlu melakukan karantina.

"Saya pulang ke kampung halaman setelah tiga bulan. Saya tidak bisa menunggu lagi," ujar seorang wanita muda di stasiun kereta api Milan, dilansir HuffPost Italy.

Baca Juga

Pada Selasa (2/6), jumlah total kematian akibat virus corona di Italia mencapai 33.530 dan menjadi ketiga yang tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat dan Inggris. Namun, jumlah kasus baru virus corona telah menurun. Jumlah kematian harian pada Selasa tercatat 55, turun dari 60 di hari sebelumnya.

Italia telah melewati masa sulit untuk melawan pandemi virus corona. Negara ini mencapai puncak pada akhir Maret ketika mencatat 919 kematian dalam satu hari, dan mencatat rekor global.

"Semua orang harus melakukan bagian mereka, karena ini adalah saat-saat paling sulit dalam sejarah kita. Italia dan komunitas kita adalah sumber kekuatan," ujar Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte.

Para ilmuwan di Italia dan seluruh dunia mengingatkan agar pemerintah tidak terlalu jumawa dengan jumlah penurunan kasus virus corona. Seorang ahli virus di Universitas Milan, Fabrizio Pregliasco mengatakan, virus corona masih memiliki potensi untuk menyebar.

"Virus ini masih beredar dan memiliki potensi tinggi untuk menyebar, jadi kita tidak boleh lengah," ujar Pregluasco.

Ketika pembatasan perjalanan dicabut pada Rabu (3/6), kemacetan lalu lintas kembali terlihat di jalan raya. Selain itu, antrean panjang di pelabuhan feri di Messina, Sisilia mulai mengular sejak pukul 04.00 pagi waktu setempat. Sementara di bandara Fiumicino Roma, alat pemindai termal telah dipasang untuk memeriksa suhu tubuh penumpang dan staf maskapai penerbangan.

"Mekanisme keamanan yang luas telah diadopsi dalam transportasi udara selama berbulan-bulan, dan telah secara bertahap diperkuat dengan langkah-langkah yang diberlakukan oleh pihak berwenang," ujar Wakil Presiden Eksekutif Operasi di Aeroporti di Roma, Ivan Bassato kepada Reuters.

"Dengan cara ini, orang tidak boleh takut atau khawatir naik pesawat, karena mereka tidak akan terkena risiko yang lebih tinggi daripada yang bisa mereka temukan di tempat umum," ujar Bassato.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Italia, Dario Franceschini mengatakan kepada USA Today, sektor pariwisata kemungkinan tidak sepenuhnya pulih hingga 2023. Sektor ini menyumbang 13 persen dari PDB Italia.

Sejumlah situs-situs populer seperti Colosseum dan Vatikan telah dibuka kembali. Namun, tempat-tempat bersejarah ini masih sepi pengunjung dan wisatawan.

“Kami telah berupaya keras untuk membuka kembali, sehingga kami dapat siap menyambut orang dan memastikan keamanan, untuk pengunjung dan staf,” ujar Direktur Taman Arkeologi Colosseum, Alfonsina Russo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement