Senin 08 Jun 2020 10:37 WIB

Studi Temukan Nikotin Sebarkan Sel Kanker Paru ke Otak

Makin banyak alasan yang mendorong orang untuk berhenti merokok.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Kampanye stop merokok (ilustrasi), Nikotin dapat mendorong penyebaran sel kanker paru ke otak.
Foto: Prayogi/Republika
Kampanye stop merokok (ilustrasi), Nikotin dapat mendorong penyebaran sel kanker paru ke otak.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para peneliti menemukan nikotin, bahan kimia non-karsinogenik yang ada dalam tembakau, sebenarnya mendorong penyebaran sel kanker paru ke otak, tempat mereka dapat membentuk tumor metastasis yang mematikan. Hal inilah yang menjadi alasan lebih lanjut mengapa seseorang harus menghindari atau bahkan berhenti dari merokok.

Studi terbaru yang dilakukan tim peneliti menemukan alat bantu nikotin menyebarkan kanker paru ke otak. Perokok jauh lebih mungkin mengembangkan kanker paru daripada orang-orang yang bukan perokok, menurut penelitian itu.

Baca Juga

"Berdasarkan temuan kami, kami tidak berpikir bahwa produk pengganti nikotin adalah cara paling aman bagi penderita kanker paru untuk berhenti merokok," kata kepala tim penelitian Kounosuke Watabe dari Wake Forest School of Medicine di Amerika Serikat (AS), dilansir Times Now News, Senin (8/6).

Sekitar 40 persen pasien kanker paru juga mengembangkan metastasis di otak. Tetapi, penelitian baru telah menemukan jumlah ini secara dramatis lebih tinggi di antara perokok.

Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Experimental Medicine, tim peneliti pertama kali memeriksa 281 pasien kanker paru dan menemukan bahwa perokok menunjukkan insiden kanker otak yang secara signifikan lebih tinggi. Sementara itu, sekitar 40 persen pasien kanker paru juga mengembangkan metastasis otak, tetapi penelitian baru telah menemukan jumlah ini secara dramatis lebih tinggi di antara perokok.

Selain itu, tim peneliti menguji tikus dan menemukan bahwa nikotin meningkatkan metastasis otak dengan melewati sawar darah-otak untuk mengubah mikroglia, sejenis sel kekebalan di otak yang pada awalnya menjadi pelindung, namun kemudian mendukung pertumbuhan tumor. Peneliti kemudian mencari obat yang dapat membalikkan efek nikotin dan mengidentifikasi parthenolide, zat yang muncul secara alami dalam ramuan obat herbal feverfew, yang memblokir metastasis otak yang diinduksi nikotin pada tikus.

Karena feverfew telah digunakan selama bertahun-tahun dan dianggap aman, para peneliti percaya parthenolide dapat memberikan pendekatan baru untuk melawan metastasis otak, terutama bagi pasien yang merokok atau masih merokok. Watabe mengatakan, saat ini satu-satunya pengobatan untuk kanker adalah terapi radiasi.

"Obat kemoterapi tradisional tidak dapat melewati sawar darah-otak, tetapi parthenolide dapat, dan dengan demikian menjanjikan sebagai pengobatan atau bahkan mungkin cara untuk mencegah metastasis otak," jelas Watabe.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement