REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jumlah pasien sembuh virus corona jenis baru di Nusa Tenggara Barat meningkat drastis hingga mencapai 76 orang berdasarkan laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi NTB, Selasa (9/6).
Ketua Pelaksana Harian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi NTB L Gita Ariadi mengatakan peningkatan pasien sembuh terbanyak terjadi di Kota Mataram dengan jumlah 35 orang, Kabupaten Lombok Tengah 29 orang, Lombok Barat delapan orang, Lombok Timur dua orang, Kabupaten Bima satu orang, dan luar provinsi itu satu orang lagi.
"Penambahan 76 orang yang sembuh dari COVID-19 ini setelah melalui pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya dinyatakan negatif," ujarnya.
Ia mengatakan pada Selasa, terdapat 27 orang yang dinyatakan positif COVID-19 di NTB, dengan merujuk hasil pemeriksaan tiga Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, dan Laboratorium TCM RSUD Kota Mataram terhadap 430 sampel. Hasilnya sebanyak 396 sampel negatif, tujuh sampel positif ulangan, dan 27 sampel kasus baru positif COVID-19.
Jumlah kasus positif terbanyak terjadi di Kota Mataram 21 orang dan Lombok Barat tiga orang, Lombok Tengah satu orang, Lombok Timur satu orang, dan luar provinsi satu orang.
Untuk kasus kematian terdapat penambahan tiga orang, di antaranya pasien nomor 831, inisial AM, laki-laki berusia 74 tahun, warga Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, pasien nomor 838, inisial SW, perempuan berusia 38 tahun, penduduk Desa Dasan Griya, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, dan pasien nomor 856, inisial M, laki-laki berusia 62 tahun, penduduk Desa Dasan Griya, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Menurut Sekda NTB itu, dengan adanya tambahan 27 kasus baru terkonfirmasi positif, 76 tambahan sembuh baru, dan tiga kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif COVID-19 di Provinsi NTB sebanyak 857 orang, dengan perincian 485 orang sudah sembuh, 29 meninggal dunia, serta 343 orang positif dan dalam keadaan baik.
"Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan COVID-19, petugas kesehatan tetap melakukan 'contact tracing' (pelacakan kontak) terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif," katanya.