REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Debu mineral atmosfer bisa saja meningkatkan potensi dihuninya sebuah eksoplanet (planet di luar tata surya). Hal itu tertulis dalam jurnal Nature Communications di Inggris hasil kerjasama University of Exeter, the University of East Anglia dan the British Met Office.
Dilansir dari Cosmosmagazine pada Rabu, (10/6) planet dengan debu udara signifikan bisa saja ditempati karena terletak jauh dari bintangnya. Planet itu bisa saja menopang kehidupan.
Debu juga bisa menjadi kunci penting penanda biologis seperti kehadiran metana. Hasil itu didapat berkat berkali-kali simulasi menggunakan permodelan cuaca.
Planet-planet yang mengorbit dekat bintang M-dwarfs eksis dalam rotasi tersinkronisasi. Bintang M-dwarfs berukuran lebih kecil dan tidak sepanas matahari di Galaksi Bima Sakti. Hal itu menyebabkan pergantian siang malam yang rutin.
Debu mendinginkan suhu di kala siang dan menghangatkan suhu ketika malam. Kondisi makin memungkinkan sebuah planet untuk ditinggali.
Penelitian juga mendapati planet-planet yang didinginkan dengan debu di udara berperan signifikan dalam membuatnya jadi zona yang bisa ditinggali. Sebab planet tak bisa ditempati jika tak punya air pada permukaannya.
"Di Bumi dan Mars, badai debu memang membuat efek mendinginkan dan menghangatkan permukaan," tulis hasil penelitian itu.