Rabu 10 Jun 2020 23:53 WIB

Passion Pendidikan Vokasi Lahirkan kompetensi

Kompetensi, yakni penggabungan antara kemampuan teknis dan nonteknis serta karakter.

Pendidikan Vokasi (ilustrasi)
Foto: www.pnj.ac.id
Pendidikan Vokasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan passion pada pendidikan vokasi akan melahirkan kompetensi. "Ketika saya sudah tahu passion saya cocok dengan vokasikemudian ada fokus kecintaan dan paham masa depan, muncul kompetensi pada diri kita. Inilah yang harus muncul pada adik-adik SMK," ujar Wikan dalam acara Halal Bihalal dan Silaturahmi SMK secara virtual di Jakarta, Rabu (10/6).

Wikan menceritakan bagaimana dirinya pada awalnya masuk pendidikan vokasi, karena tidak lulus ujian seleksi untuk jenjang sarjana. Tahun pertama, ia menjalaninya dengan ogah-ogahan dan akibatnya nilainya rendah.

Baca Juga

Akhirnya, ia berusaha mencintai dan mendalami vokasi. Hingga mendapatkan prestasi yang baik dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang doktor. "Posisi saya kemarin Dekan Sekolah Vokasi UGM," jelas dia.

Kompetensi, yakni penggabungan antara kemampuan teknis dan nonteknis serta karakter. Karakter yaitu kejujuran, bekerja keras, pembelajar mandiri, dan sikap.

"Apa yang diharapkan oleh industri yaitu kompetensi. Sementara yang dimiliki lulusan adalah ijazah. Jadi kombinasi kompetensi dan ijazah itu adalah aku bisa apa. Sedangkan jika hanya ijazah saja, aku sudah belajar apa," jelas dia.

Wikan menambahkan kompetensi itu berisi kemampuan teknis dan kemampuan nonteknis. Kemampuan teknis itu misalnya mengelas, bubut, menggambar. Sementara kemampuan nonteknis yaitu kemampuan komunikasi, presentasi, dan lainnya.

"Kemampuan nonteknis ini yang lebih tahan lama, karena kemampuan teknis cepat berubah karena tergantung perkembangan teknologi," imbuh dia.

Masa depan, kata Wikan, tergantung pada kemampuan nonteknis. Kemampuan teknis tidak terlalu mendominasi karena terus berubah. Sementara kemampuan teknis harus terus ditingkatkan.

Untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMK, maka industri harus "menikah" dengan industri, agar lulusan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan industri.

"Tidak hanya sekedar penandatanganan kerja sama dengan industri. Tapi harus kerja sama yang intensif, bikin kurikulum bersama-sama, magang siswa, dan lainnya," jelas dia.

Selanjutnya, pola pikir guru dan kepala sekolah SMK harus menjadi agen perubahan. Wikan mengibaratkan peran guru dan kepala sekolah itu seperti halnya pelatih bola yang menghasilkan pemain terbaik.

"Menjadi pelatih yang bisa mengembangkan minat dan "passion" siswa, sehingga dia bisa terus berlatih mandiri dan terus belajar," kata dia lagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement