Jumat 12 Jun 2020 10:32 WIB

Negara Bagian di AS Mulai Kehabisan Tempat Tidur RS

Kasus virus corona di sejumlah negara bagian AS terus meningkat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Manajer proyek BMarko Structures, Mateo Atwi berjalan melewati kontainer yang dirubah menjadi kamar rumah sakit portabel untuk merawat pasien COVID-19, di Lawrenceville, Georgia, Amerika Serikat, Jumat (23/4). Kontainer itu akan menjadi rumah sakit sementara dengan fasilitas 24 kamar di Macon, Georgia. Sebuah fasilitas yang serupa untuk pasien COVID-19 juga hampir selesai di kota Albany, Georgia selatan.
Foto: EPA-EFE / ERIK S. LESSER
Manajer proyek BMarko Structures, Mateo Atwi berjalan melewati kontainer yang dirubah menjadi kamar rumah sakit portabel untuk merawat pasien COVID-19, di Lawrenceville, Georgia, Amerika Serikat, Jumat (23/4). Kontainer itu akan menjadi rumah sakit sementara dengan fasilitas 24 kamar di Macon, Georgia. Sebuah fasilitas yang serupa untuk pasien COVID-19 juga hampir selesai di kota Albany, Georgia selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekitar enam negara bagian termasuk Texas dan Arizona sedang bergulat dengan meningkatnya jumlah pasien virus corona di rumah sakit. Kondisi itu memunculkan kekhawatiran terjadinya gelombang kedua Covid-19.

Lonjakan kasus baru-baru ini di sekitar 12 negara bagian, sebagian mencerminkan peningkatan pengujian. Namun, banyak dari negara-negara tersebut juga melihat meningkatnya rawat inap dan beberapa mulai kekurangan tempat tidur unit perawatan intensif (ICU).

Baca Juga

Texas mencatat penambahan pasien rawat inap selama tiga hari berturut-turut dan di North Carolina hanya 13 persen dari tempat tidur ICU masih tersedia. Wali Kota Houston mengatakan, kota itu siap untuk mengubah stadion NFL menjadi rumah sakit jika diperlukan.

Sedangkan di Arizona telah mendapatkan rekor jumlah rawat inap hingga 1.291. Direktur Kesehatan Arizona memerintahkan rencana darurat dan meningkatkan kapasitas ICU. Sekitar tiga perempat dari tempat tidur ICU wilayah itu telah terisi.

"Anda benar-benar melewati ambang batas di Arizona," kata ahli epidemiologi di Universitas Washington, Jared Baeten.

Menurut laporan Reuters, Arizona, Utah, dan New Mexico mencatat kenaikan kasus baru 40 persen atau lebih tinggi selama sepekan terakhir dibandingkan dengan tujuh hari sebelumnya. Kasus-kasus baru meningkat di Florida, Arkansas, Carolina Selatan, dan Carolina Utara lebih dari 30 persen dalam sepekan terakhir.

Para pakar kesehatan khawatir akan ada peningkatan infeksi lebih lanjut yang berasal dari protes nasional atas ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi. Pejabat tinggi penyakit menular AS, Anthony Fauci, mengatakan lebih banyak kasus tidak terhindarkan karena pembatasan dicabut.

"Kami juga mencatat secara keseluruhan kasus telah turun. Namun, saya pikir apa yang Anda sebutkan tentang beberapa negara sekarang memiliki peningkatan jumlah kasus membuat satu jeda dan sedikit khawatir," kata Fauci.

Total kematian akibat virus corona di AS sekarang lebih dari 113.000 orang dan menjadi terbesar di dunia. Kepala Global Health Institute Harvard, Ashish Jha, menyatakan, angka itu bisa melebihi 200.000 di beberapa titik pada September.

Para pejabat kesehatan telah menekankan penggunakan masker di tempat umum dan menjaga jarak secara fisik dapat sangat mengurangi penularan. Hanya saja anjuran itu diabaikan oleh beberapa warga dan pemerintah negara bagian. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement