REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sedikitnya dua pondok pesantren (ponpes) di Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi percontohan "ponpes tangguh" dalam rangka menuju tatatan kehidupan normal baru.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan konsep ponpes tangguh sama halnya dengan pembentukan "Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo" di tiap-tiap rukun warga (RW) yakni ada tim khusus atau satgas. "Kampung tangguh merupakan inisiatif Kapolda Jatim," kata Risma, Jumat (12/6).
Adapun dua ponpes tangguh tersebut adalah Ponpes Darul Ubudiyah Raudhatul Muttaallim yang berlokasi di Jalan Jatipurno Semampir dan Ponpes Tanfidzul Quran di Jalan Wonosari Tegal Wonokusomo, Semampir. "Kita harapkan semua ponpes di Surabaya nantinya bisa menjadi ponpes tangguh," katanya.
Tidak hanya itu, kata dia, pihaknya juga akan meresmikan "mal tangguh", "pasar tangguh" dan "tempat ibadah tangguh", "industri tangguh" dan "sekolah tangguh". Menurut diadari total 1.390 RW di Surabaya, sebanyak 1.330 kampung yang sudah membuat Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.
"Hingga saat ini sudah ada 34 yang diresmikan. Kami sudah memiliki kesepakatan dengan para RW, lurah serta camat untuk membuat kampung tangguh," katanya.
Dari 34 Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo yang diresmikan itu di antaranya Kecamatan Asemrowo terdiri dari enam RW, Kecamatan Semampir ada tujuh RW dan Kecamatan Krembangan ada lima RW, Kecamatan Pabean Cantikan ada enam RW, Kecamatan Kenjeran ada lima RW dan Kecamatan Bulak ada lima RW.