Jumat 12 Jun 2020 21:11 WIB

Peneliti Unair Temukan Lima Kombinasi Obat Penawar Covid-19

Kelima obat tersebut sudah bisa digunakan karena beredar secara resmi di pasaran.

Tim peneliti Universitas Airlangga Surabaya menemukan lima kombinasi obat penawar virus Covid-19 (Foto: ilustrasi obat Covid-19)
Foto: Livescience
Tim peneliti Universitas Airlangga Surabaya menemukan lima kombinasi obat penawar virus Covid-19 (Foto: ilustrasi obat Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim peneliti Universitas Airlangga Surabaya menemukan lima kombinasi obat penawar virus Covid-19. Para peneliti menyebutkan, obat-obat tersebut bisa langsung digunakan karena telah ada di pasaran.

"Kelima kombinasi obat tersebut adalah loprinavir-ritonavir-azitromisin, loprinavir-ritonavir-doxixiclin, loprinavir-ritonavir-klaritomisin, hidroksiklorokuin-azitromisin dan hidroksiklorokuin-doksisiklin," ujar Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih, di Surabaya, Jumat (12/6).

Baca Juga

Penemuan lima kombinasi obat tersebut merupakan komitmen Unair dalam pencarian obat dan vaksin, sehingga tak hanya pembuatan obat baru, tetapi Unair juga mencari obat yang sudah ada. Menurut dia, penggunaan lima kombinasi obat tersebut terjamin keamanannya dan bisa digunakan dengan cepat karena obat sudah ada di pasaran serta telah lulus uji klinis.

Selain itu, obat itu juga telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman dikonsumsi. Penemuan kombinasi obat ini telah diteliti dengan metode ilmiah dan hati-hati.

"Kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektivitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah perkembangbiakan virus," ucapnya.

Ia mengaku telah melakukan proses uji toksisitas dan pengujian kombinasi efektivitas pada kelima regimen kombinasi obat. Menurutnya, obat-obat tersebut efektif menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus, seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia.

"Sel SARS-CoV-2 sampelnya yang didapat dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan sudah mendapat sertifikasi uji layak etik dari tim Etik RSUA," katanya.

Kemudian, kata dia, tahap berikutnya merupakan uji kombinasi obat dari sel sehat untuk mencari dosis toksik dari kombinasi obat tersebut. Para peneliti mencari daya toksik pada obat yang sudah beredar sehingga tetap perlu diuji kadar toksiknya dalam tubuh. Setelah itu, pengujian potensi kombinasi obat untuk menghambat masuknya virus ke sel target dan melihat efektivitasnya dalam mengurangi proses replikasi.

"Dalam kombinasi obat ini telah mampu menghambat proses replikasi meskipun virus ini diketahui memiliki proses replikasi cukup tinggi," tuturnya.

Pihaknya merekomendasikan kelima kombinasi obat ini kepada para dokter dan rumah sakit karena sangat efektif mencegah masuknya virus dan mencegah perkembanganbiakan virus. Mengingat kelima kombinasi obat ini bisa didapatkan di pasaran, lanjut dia, maka dapat dimanfaatkan dalam perawatan pasien COVID-19 secepatnya.

"Namun, untuk dosis dari lima kombinasi obat belum bisa dipaparkan kami karena masih menunggu rekomendasi dari tim peneliti," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement