Jumat 12 Jun 2020 22:51 WIB

Kematian COVID-19 di Amerika Latin di Atas 70 Ribu Orang

Kematian COVID-19 di Amerika Latin Melonjak, di Atas 70 Ribu Orang

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Kematian COVID-19 di Amerika Latin di Atas 70 Ribu Orang
Kematian COVID-19 di Amerika Latin di Atas 70 Ribu Orang

Jumlah kematian akibat COVID-19 di Amerika Latin terus meningkat dan telah melebihi 70.000 orang. Menurut perhitungan Reuters, Meksiko menjadi negara dengan rekor kasus harian COVID-19 tertinggi.

Sementara, Brasil yang menjadi ekonomi terbesar di kawasan itu, tetap menjadi negara yang paling terdampak pandemi COVID-19 dengan jumlah kematian tertinggi ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Inggris.

Jumlah kematian akibat COVID-19 di Brasil sedikitnya 40.000 orang - atau lebih dari setengah - dari total kematian di Amerika Latin. Brasil juga mencatat 1.274 kematian dalam 24 jam terakhir.

Meski begitu, ibu kota ekonomi Brasil, Sao Paulo mulai membuka kembali toko-toko pada Rabu (10/06) sebagai bagian dari dimulainya kembali kegiatan perekonomian secara bertahap.

Pusat perbelanjaan juga akan dibuka kembali di sejumlah kota pada Kamis (11/06), sehari sebelum orang-orang Brasil merayakan Hari Valentine.

Negara-negara lain, seperti Meksiko yang mencatat hampir 15.000 kematian akibat COVID-19, dan Peru yang mencatat hampir 6.000 kematian dari sedikitnya 208.000 kasus positif, juga tengah berjuang menghadapi gelombang besar virus corona.

Sementara, anggota parlemen di Bolivia, negara dengan angka kematian yang relatif kecil yakni 487 kematian, pada Rabu (10/06) telah menyetujui untuk melaksanakan pemilihan umum pada tanggal 6 September, yang sebelumnya tertunda.

Angka kasus meningkat saat pembatasan dilonggarkan

Di Miami, Amerika Serikat (AS), kota yang menggantungkan ekonominya pada sektor pariwisata, telah membuka kembali pantainya untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.

Meskipun kasus positif COVID-19 di AS telah melebihi dua juta kasus dan kematian akibat COVID-19 melampaui 115.000 kematian, beberepa berpendapat bahwa kemungkinan cobaan terburuk bagi ekonomi telah berlalu.

"Saya hampir menangis begitu keluar ke pantai," kata agen perjalanan Julie Isaacson (63).

Sementara di negara lain di seluruh dunia, jumlah infeksi justru berkembang ketika pemerintah melonggarkan aturan pembatasan. Awal pekan ini, WHO telah memperingatkan agar negara-negara tidak berpuas diri. Badan regional WHO, Organisasi Kesehatan Pan Amerika, juga telah memperingatkan bahwa musim topan yang akan datang dapat menghambat perang melawan virus.

Di Iran, pemerintah mengumumkan lebih dari 2.000 kasus baru pada Rabu (10/06). Pemerintah Iran mengklaim bahwa lonjakan kasus baru-baru ini karena adanya peningkatan pengujian.

Di Indonesia, pemerintah mencatat 1.241 kasus COVID-19 baru pada Rabu (10/06). Lonjakan ini memunculkan seruan dari para ahli kesehatan agar pemerintah memperlambat langkah-langkah pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), di negara terpadat keempat di dunia tersebut.

Sementara di ibukota India, New Delhi, pihak berwenang mengatakan bahwa diperkirakan akan ada setengah juta kasus COVID-19 yang membutuhkan 150.000 tempat tidur rumah sakit pada pertengahan Juli mendatang.

pkp/gtp (AFP, Reuters)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement