Jumat 12 Jun 2020 23:49 WIB

GTPP: Pasien Covid-19 asal Bangladesh Tunggu Hasil Swab

GTPP Babel menyebut pasien Covid-19 asal Bangladesh sudah enam kali swab

Petugas mengambil sampel cairan dari hidung dan tenggorokan pedagang saat mengikuti swab test di Pasar Pagi, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (11/6/2020). Presiden Jokowi menargetkan pemeriksaan spesimen tes PCR (polymerase chain reaction) COVID-19 mencapai 20 ribu per hari
Foto: ANTARA/Anindira Kintara/
Petugas mengambil sampel cairan dari hidung dan tenggorokan pedagang saat mengikuti swab test di Pasar Pagi, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (11/6/2020). Presiden Jokowi menargetkan pemeriksaan spesimen tes PCR (polymerase chain reaction) COVID-19 mencapai 20 ribu per hari

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunggu hasil tes usap keenam pasien M (61) positif virus corona asal Bangladesh yang telah menjalani karantina sejak 9 Mei 2020 di gedung BKPSMD setempat.

"Pada 10 Juni 2020 hasil swab (tes usap) kelima pasien M (61) sudah keluar dan hasilnya negatif pertama dan masih menunggu hasil 'swab' keenam, agar bisa dinyatakan sembuh dari virus berbahaya itu," kata Anggota Tim Dokter Satgas COVID-19 Provinsi Kepulauan Babel, dr Ian Pahlevi di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan kondisi pasien M itu memang tengah menjadi perbincangan dan banyak yang mempertanyakan, apalagi sudah dirawat cukup lama dengan menjalani karantina di Gedung Pendidikan dan Latihan (Diklat) Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

"Pasien bersangkutan masih dirawat di wisma karantina dengan kondisi baik," ujarnya. Selaku dokter yang secara berkala memantau perkembangan pasien sejak masuk karantina pada 9 Mei 2020 dengan tes cepat menunjukkan hasil reaktif, katanya, saat pemeriksaan awal tidak ada keluhan apapun, kesadaran baik, begitu juga dengan tekanan darah normal.

Kemudian diambil tes usap pertama untuk diagnosa agar mengetahui terkonfirmasi COVID-19 atau tidaknya pasien bersangkutan.

Hal itu dilakukan sesuai dengan pedoman, yakni konfirmasi dengan dilakukan pemeriksaan usap dua kali dalam dua hari secara berturut-turut, yakni 9-10 Juni 2020.

Selanjutnya, pada 19 Mei 2020 hasil tes usap dengan metode pemeriksaan PCR keluar, sebagai positif dan pada 20 Mei keluar hasil tes usap kedua, dinyatakan negatif.

"Karena hasil 'swab' pertama pasien M dinyatakan positif, meskipun hasil 'swab' keduanya negatif, pasien M tetap terkonfirmasi positif COVID-19 dikarenakan salah satu dari dua sampel 'swab' dinyatakan positif," katanya.

Pada 21 Mei 2020 kembali dilakukan tes usap ketiga untuk konfirmasi kesembuhan, pada 26 Mei 2020 hasilnya keluar yaitu negatif pertama. Selanjutnya, pada 27 Mei 2020 dilakukan tes usap keempat untuk didapati hasil negatif kedua, agar pasien bisa dinyatakan sembuh.

Namun, pada 4 Juni 2020 hasil tes usap keempat pasien kembali dinyatakan positif, sehingga harus terus dirawat hingga didapati hasil negatif dua kali secara berturut-turut.

"Kita pada 8 Juni 2020 dilakukan 'swab' kelima, untuk dilakukan konfirmasi kesembuhan dan pada tanggal 9 Juni 2020 dilakukan 'swab' keenam. Pada 10 Juni 2020 hasil 'swab' kelima sudah keluar dan hasilnya negatif pertama dan masih menunggu hasil 'swab' keenam, tunggu saja yang jelas kondisi pasien baik tanpa gejala," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement