Sabtu 13 Jun 2020 09:26 WIB

KKP Latih Warga Buat Pakan Ikan

Sekitar 60-70 persen dari kebutuhan usaha budi daya dialokasikan untuk pakan

Nelayan pembudidaya karamba ikan
Foto: Aji Styawan/Antara
Nelayan pembudidaya karamba ikan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melatih warga membuat pakan ikan mandiri. Pelatihan ini untuk menyiasati harga pakan yang tinggi dan mendominasi beban biaya produksi budi daya perikanan.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP Sjarief Widjaja mengungkapkan pakan merupakan komponen penting dalam budi daya perikanan, karena sekitar 60-70 persen dari kebutuhan usaha budi daya dialokasikan untuk pakan. Kendati demikian, menurut dia, terbatasnya produsen pakan saat ini mengakibatkan tingginya harga pakan di pasar.

"Pabriknya hanya ada di beberapa tempat tertentu saja di Indonesia, sehingga produk itu harus didistribusikan ke lokasi-lokasi budi daya. Hal ini tentu saja berdampak pada harganya karena ada biaya transportasi yang cukup mahal," jelasnya.

Untuk itu, KKP mendorong masyarakat untuk membuat pakan mandiri untuk menekan biaya pakan yang dibutuhkan untuk usaha budi daya di sekitarnya. KKP melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) telah menyelenggarakan pelatihan pembuatan pakan ikan secara daring pada Kamis (11/6).

Tercatat, 2.501 peserta dari 33 provinsi di Indonesia mengikuti pelatihan, yang datang dari latar belakang profesi yang beragam di antaranya penyuluh perikanan, aparatur negara, mahasiswa, guru, dosen, karyawan swasta, buruh, ibu rumah tangga, pencari kerja, tenaga medis, hingga TNI/Polri.

Melalui pelatihan pembuatan pakan ini, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal selaku fasilitator pelatihan memberikan materi cara pembuatan pakan dari bahan-bahan lokal yang ada di sekitar masyarakat. Hasilnya, pakan yang dihasilkan memiliki beberapa keunggulan, salah satunya yaitu harga yang relatif lebih murah sehingga bisa menghemat biaya pakan hingga 50 persen.

Selain itu, pakan mandiri ini juga dinilai memiliki keunggulan dalam kecernaannya yang cukup tinggi, sehingga dengan begitu, waktu pertumbuhan ikan tak jauh berbeda dibanding bila menggunakan pakan produksi pabrik.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement